Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

OPINI

Santun Berbahasa Wujudkan Ketangguhan

Santun berbahasa menjadi poin penting dalam pengembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.

Editor: Suryana Anas
Dok Pribadi
Andi Sukri Syamsuri, Pemerhati Bahasa dan Sastra Indonesia yang juga Warek II Unismuh Makassar 

Seseorang yang memakai bahasa yang santun bisa menjaga harkat, martabat, jatidiri, dan menghor­mati orang lain sebagai sebagai bangsa yg berbudaya beradab.

Penggunaan bahasa Indonesia yang santun dengan budi bahasa yang halus, mempunyai nilai rasa yang baik, penuh kesopanan, dan berusaha menghindari perdebatan dalam berbagai proses komunikasi antara pembicara, dapat menjadikan kita disenangi dan dihormati oleh komunitas masyarakat.

Bahasa santun berkaitan dengan perasaan dan tata nilai moral masyarakat penggunanya, selain itu menjadi ajang proses pembelajaran terhadap kosakata dan kalimat yang menuntut penghayatan terhadap norma yang mendasarinya. 

Kesantunan dalam berbahasa hendaknya dilakukan dan dilaksanakan pada kehidupan sehari-hari dalam melakukan komunikasi sosial. 

Pembinaan bahasa santun dapat menjadikan proses pembelajaran bahasa memiliki ciri praktis dalam keterampilan masyarakat, di sisi lain dapat menghayati dan memahami nilai-nilai budaya dan agama. 

Fenomena sopan santun dalam berbahasa tentunya tidak dapat dilepaskan dari pranata kebudayaan sebuah bahasa.

Penggunaaan bahasa  dapat menunjukkan kebudayaan, nilai nilai yang dianut, dan keyakinan agama seseorang.

Melalui bahasa, dapat diketahui karakter seseorang seperti sifat terbuka atau tidaknya, jalan pikiran, sopan santun, dan bahkan kejujuran.

Bahasa bukan hanya asal bicara, tapi harus memperhatikan marwah kesantunan dan martabat dalam berbahasa.

Hal ini disebabkan oleh bahasa merupakan ciri kepribadian dan karakter pemakai bahasanya.

Ciri Kesantunan Berbahasa

Bahasa yang santun adalah bahasa yang mampu menghadirkan atau  membuat suasana dalam berinteraksi menjadi lebih lancar, bermartabat, dan menyenangkan tidak memprovokasi.

Namun, menghadirkan suasana menyenangkan, lancar, dan bermartabat  tidaklah mudah tanpa mengenali ciri cirinya terlebih dahulu.

Adapun ciri kesantunan berbahasa dapat dilihat pada jenis kalimat dan struktur kalimatnya.

Jenis kalimat dipandang lebih santun apabila  berupa kalimat berita atau kalimat tanya dibandingkan dengan kalimat perintah.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved