Tribun Makassar
Rayakan Setahun Stadion Mattoanging Dirobohkan, Red Gank Gelar Lepas Ikan dan Sepakbola Jalanan
Rumput ilalang tumbuh liar dan terdapat kubangan bekas galian di bekas markas klub PSM Makassar.
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kelompok suporter PSM Makassar, Red Gank bakal merayakan setahun Stadion Mattoanging dirobohkan.
Perayaan tersebut bakal dilakukan di eks Stadion Mattoanging bagian utara, Jumat (22/10/2021).
Deputi Kemendagri Red Gank, Muh Al Fajri mengatakan perayaan dilakukan untuk mengingatkan Pemprov Sulsel dan DPRD Sulsel untuk menuntaskan janjinya.
"Kita ingin mengingatkan Pemprov dan DPRD Sulsel kalau masih ada janjinya yang belum dituntaskan," katanya melalui WhatsApp, Kamis (21/10/2021).
Dalam perayaan tersebut akan dilepaskan ikan ke kubangan yang ada di bekas Stadion Mattoanging.
Pelepasan ikan sebagai tanda tidak adanya perhatian serius dari Pemprov Sulsel untuk pembangunan Stadion Mattoanging.
Selain itu, akan dilakukan sepakbola jalan sebagai simbol matinya sarana olahraga di Sulsel.
"Kita lepas ikan di kubangan Mattoanging tanda tidak adanya perhatian serius dari Pemprov Sulsel, dan sepakbola jalanan sebagai tanda matinya sarana olahraga di Sulsel," tuturnya.
Perayaan tersebut terbuka untuk umum. Jika ada kelompok suporter lain atau masyarakat pecinta PSM bisa ikut.
"Kami Red Gank yang inisiasi, kalau pun kelompok lain ada yang mau ikut dan masyarakat pecinta PSM mau ikut silakan sama-sama kita rayakan," ucapnya.
Stadion Mattoanging genap setahun dirobohkan hari ini, Kamis (21/10/2021).
Kondisi kini rata dengan tanah. Rumput ilalang tumbuh liar dan terdapat kubangan bekas galian di bekas markas klub PSM Makassar.
Dirobohkan Stadion Mattoanging awalnya untuk memenuhi standar FIFA dan AFC.
Anggaran disiapkan sebesar Rp 1,4 triliun. Kapasitas penonton tadinya 15 ribu berubah menjadi 40 ribu penonton.
Namun, dalam perjalanan kini desain Stadion Mattoanging mengalami perubahan.
Dari 40 ribu penonton menjadi 20 ribu penonton. Anggarannya pun menurun drastis menjadi Rp 381 miliar.(*)