Tribun Luwu
Rusak Saat Banjir Bandang, Jembatan Gantung Merah Putih di Desa Siteba Luwu Sudah Bisa Dilalui Warga
Jembatan gantung di Dusun Kole, Desa Siteba, Kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, sudah dapat dilalui.
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Sudirman
TRIBUNLUWU.COM, WALENRANG UTARA - Jembatan gantung di Dusun Kole, Desa Siteba, Kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, sudah dapat dilalui.
Itu setelah perbaikan jembatan gantung selesai dilakukan.
Jembatan gantung rusak berat saat banjir bandang menerjang wilayah tersebut pada 22 September 2021.
Dibangun kembali oleh Gabungan Pecinta Alam dan Relawan Kemanusiaan Luwu Raya.
"Kemarin (jembatan gantung) sudah diresmikan," kata salah satu relawan Suaib Laibe, Senin (18/10/2021).
Peresmian jembatan gantung di desa terpencil itu dilakukan dengan sederhana.
Ditandai dengan pengguntingan pita oleh Marbot Masjid Baiturrahman Siteba sekaligus korban banjir bandang Ambe Sallang (67).
Ambe Sallang diberi kesempatan meresmikan jembatan sebagai bentuk apresiasi dari relawan terhadap korban banjir bandang.
"Ini juga sebagai bentuk penghargaan kami dari para relawan kepada orang yang dituakan," katanya.
Suaib berharap, diresmikannya penggunaan jembatan gantung ini dapat memulihkan kembali aktivitas warga.
Serta menormalkan perputaran ekonomi dan pertanian warga.
Jembatan gantung yang membentang di atas aliran Sungai Makawa menghubungkan tiga desa di Walenrang Utara.
Yakni Desa Siteba, Desa Buntu Awo, dan Desa Limbong.
Jembatan gantung memiliki panjang 52 meter.
Diberi nama jembatan gantung merah putih.
"Pembangunan terlaksana atas partisipasi dan sokongan dari berbagai orang baik," paparnya.
Relawan Juga Bangun Masjid
Gabungan Relawan Luwu Raya membangun fasilitas umum yang rusak di Kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Fasilitas umum yang dibangun berupa masjid dan jembatan gantung.
Kedua fasilitas umum tersebut rusak akibat banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Walenrang-Lamasi (Walmas) pada Minggu (3/10/2021) lalu.
Masjid yang dibangun relawan berada di Desa Siteba.
Sementara jembatan gantung terletak di perbatasan Desa Siteba dan Desa Buntu Awo.
Relawan, Abdul Rauf D mengatakan jembatan gantung merupakan akses satu-satunya bagi warga Desa Buntu Awo dan Desa Siteba.
Saat putus akibat banjir, tidak ada lagi akses lain.
"Sehingga kami berinisiatif segera menyediakan jembatan baru," kata Rauf, Rabu (13/10/2021).
Anggaran pembangunan masjid dan jembatan bersumber dari donasi yang mereka terima.
"Donasi yang masuk kami gunakan untuk membeli bahan bangunan jembatan dan membangun masjid," katanya.
Menurutnya, relawan membangun jembatan dari papan kayu dan tali sling.
Pembangunan dan perbaikan jembatan ini tidak mudah.
Jika tidak hati-hati akan terjatuh ke sungai yang berarus deras dan penuh bebatuan besar.
Ditargetkan jembatan dan masjid sudah rampung pembangunannya bulan ini.
"Jembatan gantung ini kami beri nama Jembatan Merah Putih dan Masjid Baiturrahman," ujarnya.
Setelah jembatan dan masjid rampung akan dilakukan syukuran.
"Sekaligus pamitan kepada masyarakat setempat," tuturnya.(*)