Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pesona Desa Maros

Kepala Makin Membesar, Bayi Penderita Hidrosefalus di Desa Alatengae Akhirnya Dirujuk ke Rumah Sakit

Sekretaris Desa Alatengae, Reza Wijaya mendampingi Nurlina dan bayinya ke Rumah Sakit Wahidin Makassar untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Penulis: Hutami Nur Saputri | Editor: Mansur AM
Reza Wijaya
Sekretaris Desa Alatengae, Reza Wijaya mendampingi Nurlina dan Afzal ke Rumah Sakit Wahidin Makassar untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. 

"Saya tidak tahan melihat tubuh Afzal yang semakin kurus, terlebih bila melihat luka-luka di kepalanya. Anak sekecil ini sudah harus menanggung sakit seperti ini” ungkap Ibu Afzal semakin khawatir.

Baca juga: Krisis Air Bersih, Pemdes Pajukukang Salurkan Bantuan 150 Bak Penampungan Air untuk Warga Miskin

Satu-satunya cara terbaik untuk mengobati penyakit Hidrosefalus adalah dengan operasi kepala.

Tujuannya untuk mengurangi pengumpulan cairan otak yang berlebihan di dalam tengkorak.

Apabila dibiarkan, bisa mengakibatkan penekanan yang lambat laun akan merusak jaringan otak.

Dokter pun telah mendesak orangtua Afzal agar segera melakukan operasi pemasangan selang di kepala untuk menyedot cairan.

Ditengah himpitan ekonomi yang dialami Nurlina, muncul secercah harapan dari Pemerintah Desa Alatengae.

Nurlina yang merupakan warga Dusun Tanetea, Desa Alatengae, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros ini akhirnya bisa sedikit bernafas lega.

Nurlina, Ibu dari bayi Afzal penderita Hidrosefalus tiba di Rumah Sakit Wahidin Makassar.
Nurlina, Ibu dari bayi Afzal penderita Hidrosefalus tiba di Rumah Sakit Wahidin Makassar. (Reza Wijaya)

Rabu (01/09/2021) kemarin Sekretaris Desa Alatengae, Reza Wijaya mendampingi Nurlina dan Afzal ke Rumah Sakit Wahidin Makassar untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Dokter menyarankan untuk menunggu kondisi fisik Afzal membaik baru dilakukan tindakan operasi.

Pasalnya 3 hari belakangan kondisi Afzal drop dan sempat mengalami demam.

Biasanya operasi dilakukan dengan memasang pompa dan selang khusus untuk mengalirkan cairan dari bagian kepala ke dalam rongga perut.

Meskipun operasi ini termasuk cukup besar, jika tidak mengalami komplikasi, pasien boleh pulang sekitar 3 atau 4 hari setelah operasi.

Adapun untuk biaya pengobatan Afzal berhasil dikumpulkan melalui donasi.

“Sementara open donasi. Terus BPJS-nya juga sudah ada. Jadi untuk biaya sehari-harinya kita carikan donasi.” ujar Reza Wijaya yang juga merupakan Ketua Karang Taruna Kecamatan Bantimurung.

Sejauh ini donasi yang terkumpul berasal dari Yayasan Abu Darda Indonesia, Baznas Maros, dan Karang Taruna Kecamatan Bantimurung. (*)

Baca juga: Musrenbang Desa Nisombalia Dalam Rangka Penyusunan RKP Desa Dihadiri Kabid PMD Kabupaten Maros

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved