Virus Corona
Prediksi Epidemolog: Kasus Covid-19 Melandai, Tapi Ada Potensi Puncak Kematian
Dicky menyebut bahwa pada puncak kasus infeksi akhir Juli hingga awal Agustus lalu masih banyak kasus yang tak terdeteksi
TRIBUN-TIMUR.COM - Dalam sepekan terakhir, kasus Covid-19 di Indonesia mengalami pelandaian. Indonesia dianggap telah melewati puncak penambahan kasus Covid-19.
Namun, masih terdapat bahaya dalam puncak angka kematian.
"Jadi puncak itu adalah puncak kasus infeksi yang mengawalinya kemudian 2-3 minggu kemudian adalah puncak kematian," ujar epidemiolog Griffith University Dicky Budiman saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (17/8/2021).
Dicky menyebut bahwa pada puncak kasus infeksi akhir Juli hingga awal Agustus lalu masih banyak kasus yang tak terdeteksi. Oleh karena itu berkontribusi pada angka kematian.
Sebagai informasi saat ini angka kematian Indonesia masih di atas 1.000 kasus per hari. Bahkan dalam satu hari, angka kematian sempat menyentuh 2.000 kasus.
Selain potensi puncak kematian, Dicky juga menyebut adanya potensi lonjakan kasus di luar Jawa dan Bali. Hal itu dapat terjadi bila mitigasi tak dilakukan dengan baik.
"Puncak itu adalah puncak Jawa Bali bukan puncak Indonesia, puncak Indonesia akan ada lagi nanti. Kalau tidak termitigasi dengan baik," terang Dicky.
Meski begitu, Dicky menyebut langkah pemerintah dalam menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sudah tepat. PPKM dinilai efektif mengendalikan kasus.
Sebagai dampak PPKM, Indonesia dapat mencegah terjadinya risiko terburuk dalam lonjakan kasus Covid-19. Meski pun, lonjakan tersebut masih mencapai potensi menengah.
Prediksi Menteri Kesehatan
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 tidak akan hilang dalam waktu dekat. Pandemi sangat mungkin berubah menjadi epidemi dalam jangka waktu 10 tahun atau lebih.
"Mungkin akan berubah menjadi epidemi dan kita masih hidup dengan mereka selama bisa 5 tahun, bisa 10 tahun bisa juga lebih lama dari itu," kata Budi dalam konferensi pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2022, Senin (16/8/2021).
Dengan adanya kemungkinan tersebut, kata Budi, target pemerintah bukan langsung menghilangkan pandemi.
Melainkan, bagaimana negara bisa mengendalikan pandemi dengan memastikan bahwa laju penularan virus selalu di bawah kapasitas dari layanan kesehatan yang disediakan.