Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Damkar Makassar Pastikan Sistem Keamanan Kebakaran di Kapal 'Isolasi Apung' Memenuhi Standar

Pengecekan yang dilakukan untuk memastikan ketersediaan, pompa hidrant, sistem alarm dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM/IKHSAN
Walikota Makassar, Danny Pomanto bersama Kepala Otoritas Pelabuhan, Bambang saat meninjau titik labuh isolasi Covid-19 di kapal Pelni, Selasa (13/7/2021) 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tim Inspektur Pemadam Kebakaran (Damkar) Makassar melakukan pemeriksaan alat proteksi kebakaran di Kapal Pelni KM Umsini yang bakal dijadikan tempat isolasi mandiri Covid-19.

Pengecekan yang dilakukan untuk memastikan ketersediaan, pompa hidrant, sistem alarm dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Damkar Makassar, Hasanuddin.

Kata Hasanuddin, ketersediaan alat proteksi kebakaran di Kapal Pelni KM Umsini, sudah terpenuhi dengan baik.

"Terpenuhi baik itu pompa hidrant, sistem alarm, dan apar, layaknya di hotel-hotel dan bangunan tinggi," ujar Hasanuddin, Rabu (14/7/2021).

"Untuk pompa hidrannya, terkoneksi pada sistem springkler, yang tersebar pada ruang-ruang di dalam kapal," lanjutnya.

Untuk pengetesannya, Hasanuddin mengatakan, rencananya baru akan dilakukan besok sore.

"Rencana besok pengetesan hidrant luar dan dalam kapal. Sepertinya sore," terangnya

Hasanuddin mengatakan, pihaknya sudah mengkordinasikan hal ini kepada pihak Perwira mesin.

"Dari pihak PT. Pelni tadi katanya siap, dan dari pihak Perwira Mesin justru bersyukur mau di cek, bahkan mereka minta sertifikat kelayakan proteksi kebakarannya," katanya

"Dan tadi konfirmasi dari pihak perwira mesin, kapal ini sudah memiliki 30-an sertifikat kelayakan proteksi kebakaran," tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, Kapal Pelni KM Umsini, yang dicanangkan menjadi tempat isolasi mandiri Covid-19 oleh Walikota Makassar, Danny Pomanto telah tiba di Pelabuhan Makassar, Jl Nusantara, Kecamatan Wajo, Rabu (14/7/2021) siang.

Kapal ini diperkirakan bisa menampung 2.000 orang.

Namun karena adanya pembatasan maka kapasitas yang digunakan hanya sekitar 70 persen saja, atau hanya sekitar 1.400 orang.

Direktur Usaha Angkutan Penumpang PT Pelni, O.M Sodikin mengatakan, sesuai standar WHO, kapal yang berlayar lebih dari satu hari, harus dilengkapi dengan tempat tidur, MCK, dan tempat makan.

"Untuk sistem ventelasinya, karena diperuntukan untuk daerah tropis makanya pakai AC high press, jadi dari luar disemprotkan ke dalam, lalu dibuang," ujar Sodikin saat ditemui di Pelabuhan Makassar.

Ia merincikan, ada 9 dek salam kapal tersebut, dengan jumlah personil sekitar 140 orang.

"Personil di atas kapal 140-an, kemungkinan dilibatkan, tapi nanti menyesuaikan dengan kebijakan Pemkot (Makassar). Kami ikuti kebijakannya apa," katanya

"Yang jelas kami diminta menyiapkan kapal ini. Pak wali mau kordinasi dengan pakar di sini juga sudah disiapkan," jelasnya 

Terkait akomodasinya, Sodikin belum bisa berbicara banyak, sebab hal itu masih dalam tahap pembahasan.

"Akomodasi masih diproses. Biayanya masih diproses. Intinya melibatkan perhubungan, Pelni," katanya.(*)

Laporam tribuntimur.com,AM Ikhsan

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved