Inspirasi Ramadan Hamdan Juhannis
Bumi Kebermaknaan (28): Perbedaan Kita dengan Anak-anak Kita
Gerakan paling melelahkan hanya tersenyum sendiri atau kecapekan menatap gadget atau kecapean menindis huruf-huruf kecil di HP mereka.
Orangtua memAndang aset itu lebih kepada materi baik yang bergerak maupun yang diam; sawah, rumah, tanah kapling, atau deposito, mobil atau mini market.
Namun coba tanya anak-anaknya di dekatnya sekarang.
Betulkah mereka memikirkan hal yang sama?
Saya khawatir mereka menabung karena ingin pergi ke Korea, ingin melihat tempat yang sering dikunjungi oleh personil BTS.
Mereka mengumpulkan uang karena ingin mengikuti sebuah konser penyanyi pujaannya, atau ingin mencoba kuliner di sebuah tempat eksotik.
Mereka mengumpulkan uang karena ingin membeli alat teknologi yang mempermudah mereka berselancar.
Artinya: anak-anak sekarang aset itu adalah mindset.
Aset itu bukanlah kumpulan materi kehidupan tetapi yang utama adalah pengalaman hidup.
Aset materi kita terlegitimasi dengan sertifikat hak milik.
Aset mereka tersahkan lewat postingan di media sosial.
Dari perbedaan ini dari sisi relasi antar generasi, siapa yang bisa mempengaruhi untuk diikuti dengan dunia yang berubah?
Siapa yang lebih menjanjikan kebermanfaatan?
Dan yang tidak kalah pentingnya, siapa menurut Anda yang lebih bahagia, Anda atau anak-anak Anda?(*)