5 Fakta Dugaan Pelecehan Seksual Kadishub Barru ke Honorer, Cium Pipi Hingga Remas Bokong, Modusnya
Kadishub Barru diduga kerap melakukan pelanggaran asusila dengan cara memegang bagian bokong stafnya.
"Kemarin ada 4 orang dari Barru datang melapor di kantor untuk didampingi," ujarnya.
Pihaknya telah meminta kepada Sekretaris Bain HAM RI untuk melakukan pendampingan langsung keempat korban.
"Konteksnya saya dampingi keempat orang ini atas dugaan kasus pelecehan. Bukan dugaan pencabulan," jelasnya.
Pihaknya berharap kepada Pemkab dan Polres Barru segera menyelesaikan kasus tersebut.
"Jangan biarkan berlarut-larut kasus ini," ujarnya.
Apalagi dikhawatirkan masih akan ada korban berikutnya apabila tidak ada tindakan tegas terhadap si pelaku.
Sementara Kapolres Barru, AKBP Liliek Tribhawono Iryanto mengatakan, kasus dugaan pelanggaran asusila yang dilakukan Kadishub masih dalam tahap klarifikasi.
"Kasus tersebut masih dalam tahap klarifasi untuk mengetahui kebenarannya," ujarnya.
Terduga pelaku bersama korban masih dalam tahap pemeriksaan.
"Kita tetap lakukan pemeriksaan sesuai prosedur," tandasnya.
Pada peristiwa ini, Oknum Kadishub Barru diduga kerap melakukan pelanggaran asusila dengan cara memegang bagian bokong stafnya.
Korban merupakan salah satu pegawai honorer di Dishub Barru.
Hal itulah lah yang membuat pegawai honorer Dishub Barru merasa resah.
5. Disoroti Semmi
Kasus dugaan pelanggaran asusila yang dilakukan Kadis Perhubungan Barru, Ansar Tahir terhadap pegawai honorernya menuai sorotan dari berbagai kalangan.
Perbuatan memalukan ini menjadi perbincangan publik karena dilakukan oleh oknum pejabat di kantor instansi tempat bekerjanya.
Ketua Umum Pengurus Cabang Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Kabupaten Barru, Erwin Wijaya mengatakan, kasus ini harusnya jadi perhatian serius.
Apalagi ini erat kaitannya dengan nilai moralitas budaya yang selama ini dijunjung tinggi.
Selain itu juga integritas dan wibawa lembaga penting untuk dijaga, sebab oknum pelaku adalah pejabat kalangan atas di Kabupaten berjuluk Kota Hibridah ini.
"Melalui ini saya sampaikan keprihatinan sekaligus rasa kekecewaan terhadap oknum pejabat yang seharusnya memberi contoh yang baik, bukan malah berbuat yang memalukan," ujarnya kepada Tribuntimur.com, Selasa (20/4/2021).
Sebab pejabat, harusnya memiliki keteladanan yang tinggi.
"Kasus ini harus menjadi warning bagi para pejabat lain untuk tetap bisa menjaga integritas dan attitude sebagai pelayan masyarakat yang setiap saat dipantau mata publik," pungkasnya.