5 Fakta Dugaan Pelecehan Seksual Kadishub Barru ke Honorer, Cium Pipi Hingga Remas Bokong, Modusnya
Kadishub Barru diduga kerap melakukan pelanggaran asusila dengan cara memegang bagian bokong stafnya.
TRIBUN-TIMUR.COM - Kadis Perhubungan Barru, Ansar Tahir dilapor ke polisi.
Ia disebut telah melakukan pelecehan seksual terhadap staffnya sendiri.
Kadishub Barru diduga kerap melakukan pelanggaran asusila dengan cara memegang bagian bokong stafnya.
Korban merupakan salah satu pegawai honorer di Dishub Barru.
Hal itulah lah yang membuat pegawai honorer Dishub Barru merasa resah.
Berikut fakta Kadis Perhubungan Barru lakukan pelecehan seksual

1. Dibenarkan Kapolres Barru
Kapolres Barru, AKBP Liliek Tribhawono Iryanto membenarkan bahwa saat ini sementara dilakukan pemeriksaan terhadap Ansar Tahir.
"Kasus tersebut masih dalam tahap klarifasi untuk mengetahui kebenarannya," ujar Liliek Tribhawono Iryanto, Selasa (20/4/2021).
Terduga pelaku dan korban sementara menjalani tahap pemeriksaan.
"Kita tetap lakukan pemeriksaan sesuai prosedur," tandasnya.
Korban pada awalnya tidak mau melakukan klarifikasi.
"Korban juga sempat menolak untuk kita klarifikasi," imbuhnya.
Alasannya, korban masih akan menenangkan diri
"Awalnya kita dapat informasi ini dari media sosial dan kita langsung lakukan klarifikasi," ujarnya.
2. Ada 4 Korban Mengaku
Satu korban tindakan asusila Kepala Dishub Barru, Ansar Tahir telah melapor ke Polres Barru.
Hal tersebut diungkapkan Sekertaris 1 DPD Bain HAM RI Parepare, Arni kepada Tribuntimur.com, Selasa (20/4/2021).
Sementara yang telah mengadu langsung ke kantor DPD Badan Advokasi Investigasi dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Bain HAM RI) Parepare, sebanyak empat orang.
Ketiga rekannya yang juga mendapatkan perlakuan sama juga akan melapor ke pihak kepolisian.
"Saya sebagai tim pendampingan tetap mencari keadilan. Karena tentu korban terdampak beban pesikis," pungkasnya.
Saat ini, keempat korban berusaha menenangkan hati dan pikirannya setelah diperlakukan tidak senonoh.
Ketiga korban ini juga masih mengumpulkan bukti-bukti lain yang lebih akurat lagi.
"Ketiga temannya ini belum melaporkan bukan berarti buktinya tidak cukup, tapi masih dalam tahap pendalaman bukti," tandasnya.
Bukti yang ada sekarang yaitu pengakuan langsung dari korban, pengakuan dari saksi, dan pengakuan dari pelaku sendiri.
"Bukti itu ada, kalau nantinya diminta maka akan kita keluarkan. Tapi untuk saat ini kita simpan dulu bukti ini," tutupnya.
Keempat korban tindakan asusila ini merupakan tenaga honorer di Kantor Dinas Perhubungan Barru.
Kadishub Barru diduga kerap melakukan pelanggaran asusila dengan cara memegang bagian bokong stafnya.
Sementara Kapolres Barru, AKBP Liliek Tribhawono Iryanto mengatakan, saat ini sementara dilakukan pemeriksaan terhadap Ansar Tahir.
"Kasus tersebut masih dalam tahap klarifasi untuk mengetahui kebenarannya," ujar Liliek Tribhawono Iryanto.
"Awalnya kita dapat informasi ini dari media sosial dan kita langsung lakukan klarifikasi," ujarnya.
3. Cium Pipi Hingga Remas Bokong
ST, salah satu korban tindakan asusila yang diduga dilakukan Kepala Dinas Perhubungan Barru, AT, mengaku sudah tiga kali diperlakukan tidak senonoh oleh atasannya itu.
Terduga korban asusila ini merupakan pegawai staf honorer di Dishub Barru.
"Modusnya pimpinan kami sering memanggil masuk ruangannya untuk dibantu menghapus beberapa aplikasi di smartphonenya," ujar ST kepada Tribuntimur.com, Selasa (20/4/2021).
"Pada saat itulah ia melakukan aksinya dengan gaya terkesan bersikap gemas, dan secara refleks mendaratkan ciumannya ke pipi saya," bebernya.
"Perlakuan pejabat ini bukan hanya satu kali," imbuhnya.
Sejak saya menjadi tenaga honorer disana, kata dia, pimpinan saya sudah tiga kali melakukan tindakan tidak senonoh ini.
Dia mengungkapkan, setelah menceritakan hal tersebut kepada staf honorer lainnya, ternyata ada beberapa temannya juga mengalami hal yang sama.
"Ternyata setelah perilaku pejabat ini kuceritakan ke beberapa teman yang lain yang juga tenaga honorer, mereka juga mengaku pernah mau dipegang tangannya. Tetapi ketika itu mereka melakukan perlawanan," jelasnya.
Selain itu, ST menceritakan bahwa atasannya tersebut juga kerap melakukan tindakan asusila meremas bokong staf honorernya.
Maka dari itu, staf honorer tersebut melaporkan masalahnya ke atasannya, yaitu Sekda Barru.
4. Didampingi Bain HAM
Empat orang terduga korban tindakan asusila di Barru, meminta pendampingan di Kantor DPD Badan Advokasi Investigasi dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Bain HAM RI) Parepare.
Hal tersebut diungkapkan Ketua DPD Bain HAM RI Parepare, Darussalam kepada Tribuntimur.com via telepon, Selasa (20/4/2021).
"Kemarin ada 4 orang dari Barru datang melapor di kantor untuk didampingi," ujarnya.
Pihaknya telah meminta kepada Sekretaris Bain HAM RI untuk melakukan pendampingan langsung keempat korban.
"Konteksnya saya dampingi keempat orang ini atas dugaan kasus pelecehan. Bukan dugaan pencabulan," jelasnya.
Pihaknya berharap kepada Pemkab dan Polres Barru segera menyelesaikan kasus tersebut.
"Jangan biarkan berlarut-larut kasus ini," ujarnya.
Apalagi dikhawatirkan masih akan ada korban berikutnya apabila tidak ada tindakan tegas terhadap si pelaku.
Sementara Kapolres Barru, AKBP Liliek Tribhawono Iryanto mengatakan, kasus dugaan pelanggaran asusila yang dilakukan Kadishub masih dalam tahap klarifikasi.
"Kasus tersebut masih dalam tahap klarifasi untuk mengetahui kebenarannya," ujarnya.
Terduga pelaku bersama korban masih dalam tahap pemeriksaan.
"Kita tetap lakukan pemeriksaan sesuai prosedur," tandasnya.
Pada peristiwa ini, Oknum Kadishub Barru diduga kerap melakukan pelanggaran asusila dengan cara memegang bagian bokong stafnya.
Korban merupakan salah satu pegawai honorer di Dishub Barru.
Hal itulah lah yang membuat pegawai honorer Dishub Barru merasa resah.
5. Disoroti Semmi
Kasus dugaan pelanggaran asusila yang dilakukan Kadis Perhubungan Barru, Ansar Tahir terhadap pegawai honorernya menuai sorotan dari berbagai kalangan.
Perbuatan memalukan ini menjadi perbincangan publik karena dilakukan oleh oknum pejabat di kantor instansi tempat bekerjanya.
Ketua Umum Pengurus Cabang Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Kabupaten Barru, Erwin Wijaya mengatakan, kasus ini harusnya jadi perhatian serius.
Apalagi ini erat kaitannya dengan nilai moralitas budaya yang selama ini dijunjung tinggi.
Selain itu juga integritas dan wibawa lembaga penting untuk dijaga, sebab oknum pelaku adalah pejabat kalangan atas di Kabupaten berjuluk Kota Hibridah ini.
"Melalui ini saya sampaikan keprihatinan sekaligus rasa kekecewaan terhadap oknum pejabat yang seharusnya memberi contoh yang baik, bukan malah berbuat yang memalukan," ujarnya kepada Tribuntimur.com, Selasa (20/4/2021).
Sebab pejabat, harusnya memiliki keteladanan yang tinggi.
"Kasus ini harus menjadi warning bagi para pejabat lain untuk tetap bisa menjaga integritas dan attitude sebagai pelayan masyarakat yang setiap saat dipantau mata publik," pungkasnya.