Tribun Bantaeng
Sejarah Masjid Agung Syekh Abdul Gani Bantaeng, Diinisiasi Azikin Solthan dan Diresmikan Tahun 2008
Mesjid Agung Syekh Abdul Gani, merupakan salah satu bangunan termegah yang berada di Kabupaten Bantaeng.
Penulis: Achmad Nasution | Editor: Sudirman
TRIBUNBANTAENG.COM, BANTAENG - Masjid Agung Syekh Abdul Gani, merupakan salah satu bangunan termegah yang berada di Kabupaten Bantaeng.
Letaknya berada Jalan Elang, Kelurahan Pallantikang, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng.
Syekh Abdul Gani dikenal sebagai seorang ulama besar yang menyebarkan ajaran agama Islam di Bantaeng sekitar tahun 1800an.
Awal pembangunan masjid ini dimulai pada tahun 2001. Saat itu peletakan batu pertama dilakukan oleh Zainal Basri Pallaguna.
Zainal Basri Pallaguna merupakan Gubernur Sulsel dengan periode jabatan 1997-2003.
Persiapan pembangunan Masjid Agung Syekh Abdul Gani membutuhkan waktu yang cukup lama.
"Sebelum peletakan batu maka kita bahas menyangkut pembebasan lahan. Sekitar 2 tahun lamanya baru kita tentukan tempat yang strategis," kata Ketua Pengurus Masjid Syekh Abdul Gani, Kasir Madong, Senin (12/4/2021).
Dalam prosesnya, salah seorang tokoh masyarakat bernama Kareang Basri Tahir mempunyai lahan yang cukup luas.
Kecintaan Kareang Basri Tahir terhadap agama Islam sangat besar, sehingga ia mewakafkan tanahnya untuk pembangunan masjid.
Sebagian lahan dibebaskan oleh pemerintah Kabupaten Bantaeng yang saat itu dijabat oleh Azikin Solthan.
"Pada saat itu ada seorang tokoh masyarakat bernama Karaeng Basri Tahir yang menyiapkan sebagian lahan untuk diwakafkan," ujarnya.
Dalam proses pembangunan masjid yang diinisiasi oleh Azikin Solthan itu, anggaran yang digunakan dari APBD Bantaeng dan sebagian sumbangan dari masyarakat.
Setelah delapan tahun lamanya dikerjakan, akhirnya bisa diresmikan pada 30 Juli 2008 silam.
"Sekitar 8 tahun dikerja masjid ini, baru diresmikan penggunaannya pada tanggal 30 Juli 2008," jelasnya.
Hingga saat ini proses pembangunan belum selesai seutuhnya, masih ada beberapa bangunan yang diselesaikan secara bertahap.
"Jadi ada 3 bupati yang menjabat hingga saat ini belum selesai," tuturnya.
Apabila bangunan masjid tersebut selesai, maka akan menampung sekitar 8000 jamaah.
Bangunan masjid itu juga dirancang dengan sedikit terbuka agar udara dapat masuk.
Sehingga jamaah tetap adem dan nyaman saat beribadah meski tak menggunakan fasilitas AC.
Masjid itu juga dilengkapi dengan tiga fasilitas tempat wudhu yang cukup besar dan bersih.
"Fasilitas wudhu kita siapkan 3 di depan satu dibelakang 2. Ada juga kita siapkan permadani tapi ini pandemi jadi kita lepas dulu," ucapnya.
Di masjid itu juga telah ditetapkan dua imam yang telah memimpin shalat sejak awal masjid digunakan.
Imam utama adalah KH mudah Sudirman Sappara, dan imam cadangan yakni, Ustad Abdul Salam.
"Jadi imam tetap ada dua sejak awal yang terpilih KH Mudah Sudirman Sappara sampai sekarang. cadangannya ustad Abdul Salam," tambahnya.
Laporan wartawan TribunBantaeng.com, Achmad Nasution