Tribun Makassar
BMKG Makassar: Badai Tropis di NTT Jarang Terjadi di Indonesia
Siklon tropis 99S ini diberi nama "Seroja" oleh Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) atau badai tropis.
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Penyebab terjadinya bencana besar di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah bibit siklon tropis 99S.
Bibit siklon ini berada di perairan kepuluan Rote, Nusa Tenggara Timur.
Dan diperkirakan intensitasnya masih akan menguat hingga Senin (5/4/2021).
Siklon tropis 99S ini diberi nama "Seroja" oleh Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) atau badai tropis.
Menanggapi hal ini, Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar, Resky Yuda mengatakan, jika nada tropis seperti ini sudah pernah terjadi di Indonesia.
Namun, memang fenomena seperti ini masih sangat jarang terjadi.
"Sebelumnya sudah pernah juga, tapi badai tropis ini merupakan fenomena yanh masih jarang terjadi di wilayah indonesia," katanya.
Ia menjelaskan, umumnya badai tropis ini terjadi di lintang tinggi.
"Umumnya badai tropis ini terjadi di lintang tinggi, dan jarang di wilayah dekat ekuator," jelasnya
"Sehingga pergerakan badai tropis ini umumnya akan selalu menjauhi ekuator atau wilayah khatulistiwa," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, bibit saja sudah berpotensi menimbulkan bencana, apalagi jika sudah menjadi Siklon.
"Saat bibit saja sudah menimbulkan bencana, apabila benar-benar menjadi siklon, maka dikhawatirkan akan meningkatkan tingkat risikonya," kata Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers secara daring, Minggu (4/4/2021).
Berdasarkan analisis terbaru tanggal 04 April 2021 jam 19.00 WIB, bibit siklon tropis 99S berada di posisi Perairan Kep. Rote, Nusa Tenggara Timur, 10.3LS, 123.5BT (sekitar 24 km sebelah barat daya Kupang)
Dengan arah pergerakan sistem ke arah Timur hingga timur laut dengan kecepatan 3 knots (6 km/jam) bergerak menjauhi wilayah Indonesia.
Kecepatan angin maksimum disekitar sistemnya adalah 30 knots (55 km/jam) dengan tekanan di pusat sistemnya mencapai 996 hPa.