Tribun Makassar
Kisah Kadir, dari KDRT, Napi Rutan Makassar Hingga jadi Aktifis Pramuka
Saat duduk di bangku kelas satu di salah satu sekolah menengah pertama di Kota Makassar, ia mengaku pernah aktif di dunia kepramukaan.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Imam Wahyudi
Salah satu caranya yaitu dengan menumbuhkan jiwa kebangsaan dan patriotisme melalui gerakan Pramuka.
Selain itu, upaya menggelorakan salam Pramuka tersebut juga diyakini mampu meminimalisir adanya potensi mengulang kejahatan para tahanan.
"Ketika salah pengelolaan, maka sumber daya ini tidak ada manfaatnya. Ketika tidak ada manfaatnya lalu keluar nanti cenderung akan mengulang kejahatan yang lama maupun yang baru," ujar Sulistyadi.
Sejauh ini, lanjut Sulistyadi, sudah ada 100an warga binaan yang tercatat sebagai anggota Pramuka dari Gudep 08.131-08.132 Pangkalan Rutan Kelas I Makassar.
"Untuk yang ikut Pramuka rata-rata usianya 19 sampai 30 tahun. Dan hari ini yang sudah terdaftar ada seratusan," ujarnya.
Dari 100 orang anggota Pramuka dari Gudep Rutan itu, lanjut dia, kebanyakan belum mengenal dunia kepramukaan saat duduk di bangku sekolah.
Dengan pembinaan kepramukaan terhadap penghuni rutan itu, kata Sulistyadi, pelanggaran yang terjadi di dalam rutan oleh para penghuni dapat diminimalisir.
Itu lantaran, telah terjadi perubahan pola hidup dari para warga binaan, khusunya yang ikut Pramuka.
"Alhamdulillah, dengan adanya pembinaan kepribadian melalui Pramuka ini, saya ngukurnya ketika sel hukuman disiplin kosong berarti semua tidak ada pelanggaran," tuturnya.
Saat ini, Rutan Kelas I Makassar dihuni 1.500 warga binaan dari total kapasitas normal 1000 orang.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/peng4rtfcf.jpg)