Tribun Makassar
Kisah Kadir, dari KDRT, Napi Rutan Makassar Hingga jadi Aktifis Pramuka
Saat duduk di bangku kelas satu di salah satu sekolah menengah pertama di Kota Makassar, ia mengaku pernah aktif di dunia kepramukaan.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Imam Wahyudi
Seremoni itu, dihadiri Ketua Kwarcab Pramuka Makassar M Iqbal Samad Suhaeb dan Kepala Rutan Kelas I Makassar Sulistyadi.
Lain cerita Kadir, lain pula cerita Suhartini (34).
Di acara seremoni pelantikan itu, Suhartini berkostum layaknya penari tradisional ala Bali.
Warga Jl Pannampu, Kota Makassar, itu, didapuk untuk memimpin tarian ala anggota Pramuka Rutan Klas I.
Ia bahkan, kerap diminta mengajarkan cara menari yang enak dipandang ke para penghuni rutan lainnya.
Terkhusus penghuni rutan yang masuk dalam keanggotaan Pramuka.
Kemahiran berlenggok ala penari profesional itu, kata Tini begitu ia disapa, ia dapatkan sebelum menjalani hukuman di rumah tahanan.
Sebab, pekerjaan keseharian Tini adalah seorang penyanyi (biduan) yang juga kerap bernyanyi sambil menari.
"Memang pekerjaan saya di luar (sebelum terjerat kasus) menari, karena saya seorang penyanyi," kata Tini saat dihampiri.
Pekerjaan itu, kata Tini, ia geluti sejak tahun 1999.
"Bisa menari Jaipong, dangdut sama barusan Bali, dan masih ada lagi tari-tarian lain. Tapi yang buat saya senang itu dangdut," ujarnya.
Tini masuk ke Rutan Kelas I Makassar 2020 lalu atas kasus narkoba yang menjeratnya.
Ia divonis empat tahun tiga bulan dan telah menjalani hukuman satu tahun lebih.
Terpisah, Kepala Rutan Kelas I Makassar Sulistyadi mengatakan, warga binaan atau penghuni rutan yang ikut dalam gerakan Pramuka itu diprioritaskan untuk kalangan usia muda atau produktif.
Alasannya, kata Sulistyadi warga binaan yang masih berusia produktif adalah sumber daya manusia yang harus dikelola dengan baik.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/peng4rtfcf.jpg)