Tribun Bone
Bola Soba yang Membakar Nurani dan Heroisme Bone
bagi mereka yang betul-betul memahami sejarah, tentu saja visinya berbeda. Sebab, Bola Soba telah membakar nurani dan heroisme Bone.
Dengan sentuhan modern pengunjung akan mendapatkan informasi bagaimana kearifan Konfusius telah terhembus lama dan menjadi bagian dari karakter bangsa Taiwan yang jujur, terbuka dan menghargai kerja keras.
Spirit sejarah ini tidak hanya terhenti sebatas bangunan artefak atau museum tersebut, tetapi juga secara simultan menjadi bagian dari sistem pengajaran mereka sehari-hari.
Alasannya sederhana, agar setiap generasi tidak lupa siapa dan buat apa mereka hidup.
Sangat wajar jika saat ini bangsa Taiwan telah tumbuh menjadi kekuatan ekonomi dunia—menjadi negara produsen semi kondukter terbesar di dunia—meskipun terus dibayang-bayangi hegemoni China daratan.
Ya, bagi negara-negara maju peninggalan sejarah bukan sekedar seonggok barang purbakala yang tergeletak di atas tanah.
Sebaliknya, harus bisa diselami, menjadi objek riset yang tak pernah kering, dapat menjadi fondasi dalam membangun karakter masyarakatnya untuk terus berjuang, menegakkan keagungan seperti yang diperjuangkan oleh para leluhurnya dulu.
Di Tanah Bone, negeri yang dikenal dengan adatnya yang tinggi, artefak sejarah seharusnya juga terjaga dengan baik.
Dirawat secara pantas sehingga menjadi bagian napas warganya.
Saatnya semua pihak harus duduk bersama dan memberi solusi, agar kejadian hilangnya aset sejarah paling berharga tidak terulang lagi dimasa depan.
Bukankah sejarah hadir untuk dipelajari agar identitas, kearifan dan kebajikan menjadi senjata dalam membangun peradaban yang lebih baik?
Tidak terjebak dengan amnesia berkepanjangan.
Seperti kata Theodore Roosevelt, semakin paham sejarah masa lalu, maka semakin baik pula sebuah bangsa menghadapi masa depan. Semoga!(*)