Catatan Tak Terpinggirkan
Tak Seperti di Antah Berantah yang Gaji Buzzer untuk Menjegal, Pemimpin Sejatinya Jaga Persaudaraan
Maka tugas dan kewajiban setiap pemimpin negeri untuk merawat dan menumbuh kembangkan nilai persaudaraan itu bagi segenap putra putri bangsa
Artinya, seorang warga negara yang sebangsa dan setanah air itu adalah bersaudara yang lahir dari rahim yang sama, yaitu Ibu Pertiwi.
Maka tugas dan kewajiban setiap pemimpin negeri untuk merawat dan menumbuh kembangkan nilai persaudaraan itu bagi segenap putra putri bangsa dalam ikatan tanah tumpah darah, dalam satu bendera yang menjadi panji persaudaraan yang diikat oleh janji suci.
Janji suci dalam ikatan persaudaraan itu, kemudian terucap dalam sumpah setia sebagai sesama anak bangsa hingga berlomba-lomba menjadi putra-putri terbaik bangsa itu. Bukan saling menjegal apalagi saling menjatuhkan.
Sebagai sesama anak bangsa, mereka bahu membahu memajukan negeri yang sama mereka cintai.
Itulah tugas fundamental seorang pemimpin negeri.
Meletakkan dasar persaudaraan sesama anak bangsa dan rela berkorban demi negara dan bangsa yang mereka cintai.
Dalam membingkai nilai persaudaraan itu, diterbitkanlah aturan lalu aturan itu bertegak secara adil tak berpihak atau banci.
Di situlah peran para pemimpin negeri itu secara tegas tanpa pandang bulu demi merawat persaudaraan antar sesama anak bangsa.
Meskipun demikian kerap juga persaudaraan antara sesama anak bangsa dikorbankan demi sebuah syahwat dalam kompetisi kekuasaan.
Kompetisi syahwat kekuasaan itulah kerap mencabik nilai-nilai persaudaraan antar sesama anak bangsa.
Lantas, bagaimana halnya persaudaraan di sebuah Negeri Antah Berantah yang para pemimpinnya justru sudah tidak sempat tahu menahu secara serius bahwa masyarakatnya saat ini, sudah saling benci dan fitnah, khususnya di media sosial yang diantaranya dilakukan oleh para buzzer atau pun imfluenser.
Celakanya, sebagian para imfluenser atau pun buzzer itu, konon justru digaji lewat anggaran negeri Antah Berantah tersebut.
Astagfirullah. Sampai sebegitu parahkah? Demikian juga akan tingkat kealpaan dan kepedulian para pemimpin di negeri itu, terhadap rakyatnya? Wallahu A’lam Bishshawabe.(*)