Tribun Luwu Timur
Tertipu, Awal Cerita Rifaldi dan Rekannya Ikut Diklat KPA Sangkar Luwu Timur Berujung Penyiksaan
Tiga peserta diklat Kelompok Pecinta Alam (KPA) Sanggar Kreatif Anak Rimba (Sangkar) Luwu Timur, tertipu sampai terpaksa ikut diklat
Penulis: Ivan Ismar | Editor: Sudirman
Sudirman terus mencari keadilan terkait kasus yang menimpa putranya sampai meninggal tersebut.
Senin (15/3/2021), Sudirman sudah melapor ke Polres Luwu Timur dan diambil keterangannya oleh penyidik satuan resort kriminal (satreskrim) Bripka Seno Padang.
Diberitakan, Aditya menceritakan hari pertama diklat, mereka disuruh kumpul lalu dibacakan pencabutan Hak Asasi Manusia (HAM) lalu seluruh peserta dipukuli.
Pencabutan HAM ini, mengharuskan peserta diklat harus menerima tindakakan semenah-menah yang dilakukan senior kepada peserta, tanpa boleh melawan.
Setelah itu, peserta disuruh mendaki dan saat tiba di camp 2, peserta kembali dipukuli oleh senior. Aditya mengatakan ia ikut karena informasinya untuk mendaki atau camping.
Ia tidak berfikir saat tiba dilokasi akan dipukuli atau disiksa. Ia mengaku dipukuli pada bagian muka, kaki, pantat dan lengkap juga dengan tendangan yang diterima.
Aditya dan rekannya takut bertanya atau melawan saat dipukul. "Karena kalau bertanya ki semakin dipukul ki. Pokoknya kami diam saja dipukul," kata Aditya, siswa SMPN 3 Wotu ini.
Ibu Aditya yang mendampingi anaknya saat diwawancarai itu, meminta anaknya jujur dan bicara apa adanya perihal apa yang dialami saat mengikuti diklat.
Aditya kemudian menceritakan hal menyedihkan yang diterima almarhum Rifaldi saat mengikuti diklat KPA Sangkar Luwu Timur ini, hingga akhirnya meninggal.
"Semua badannya dipukul (Rifaldi), kan tidak mampu mi kasian jalan. Mau ka bertanya begitu sama senior ku kasih pulang mi saja itu (Rifaldi) kasian karena nda mampu mi jalan. Mau ka bertanya begitu na saya juga dipukul nanti, bae tersiksa sekali ki," katanya.
Yang paling menyedihkan kata Aditya saat malam terakhir perihal kondisi dan perlakuan uang dialami almarhum dari senior.
"Saya lihat jelas itu pas hari terakhir, malamnya. Disuruh berdiri (Rifaldi) tidak bisa mi berdiri, dibakar mi (kakinya) pakai bara-bara api," ujar Aditya.
Tidak sampai disitu, setelah kaki Rifaldi dibakar pakai bara api oleh senior, dada Rifaldi lalu ditendang dan disuruh untuk berdiri.
"Yang jelasnya pendiri itu pelakunya yang bakar kaki dan tendang dada Rifaldi," kata Aditya.
Menurut Aditya, Rifaldi saat ditanya apakah masih bisa, terpaksa menjawab masih semangat agar tidak dipukuli.