Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Apa Itu Salam Tiga Jari? Trending di Twitter Bersama Unggahan 'Whats Happening In Myanmar'

salam tiga jari pertama kali muncul saat aksi unjuk rasa menentang kudeta yang dilakukan oleh militer Thailand pada Mei 2014

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Waode Nurmin
Mladen ANTONOV / AFP
Tagar Whats Happening In Myanmar Trending Twitter. Foto ini merupakan migran Myanmar di Thailand menunjukkan salam tiga jari dan foto pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi pada 22 Februari 2021. 

Dikutip dari Kompas.com, Minggu (7/3/2021) yang melansir The Guardian, gestur salam tiga jari pertama kali terlihat di Myanmar, Minggu (8/2/2021).

Ini terlihat saat sedang terjadi aksi unjuk rasa besar-besaran yang digelar di jalanan kota Yangon, Myanmar.

Beberapa tahun sebelum pergolakan sipil melanda Myanmar, tepatnya pada tahun 2014, salam tiga jari sudah terlebih dahulu muncul di Thailand.

Melalui sosial media, gestur itu menyebar luas ke dunia.

Salam tiga jari disebut menyimbolkan semangat perlawanan sipil, yang menuntut kebebasan serta menentang opresi dari aparat militer.

Kemudian menjadi simbol perlawanan serta solidaritas perjuangan demokrasi, yang selalu hadir di setiap aksi unjuk rasa.

Gestur tersebut pertama kali muncul saat aksi unjuk rasa menentang kudeta yang dilakukan oleh militer Thailand pada Mei 2014.

Setelah kudeta militer, sekelompok kecil pemuda berkumpul di depan pusat perbelanjaan di Thailand untuk berunjuk rasa.

Salah satu demonstran tiba-tiba mengangkat tangannya.

"Saat orang ini mulai, yang lain mengikuti. Jadi secara otomatis menjadi simbol anti kudeta," kata Sirawith Seritiwat, aktivis pro-demokrasi Thailand yang hadir saat unjuk rasa itu berlangsung.

Belakangan, salam tiga jari ditetapkan sebagai gestur terlarang oleh militer Thailand.

Salam Tiga Jari di Indonesia

Para pemusik yang tergabung dalam "d'Rumah Harmoni" merilis album "Salam tiga jari" pada 23 Februari 2014 silam.

Album 'Salam 3 Jari' melibatkan sejumlah musisi terkenal seperti Slank, Oppie Andaresta, Krisdayanti, serta musisi seperti Dira Sugandi, Michael J, Krisdayanti, Widi Vieratale, Robi Navicula, hingga Joshua Matulessy.

Dikutip dari BBCIndonesia.co yang tayang (25/11/2014), album ini ditujukan sebagai kampanye untuk menyatukan kembali masyarakat Indonesia.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved