TNI
Kisah Mayor TNI asal Jeneponto M Saleh Hukum Sepupu Agus Harimurti Yudhoyono, Letkol Danang P Wibowo
Mantan Perwira TNI, Mayor Purn M Saleh menceritakan hukuman kepada sepupu Agus Harimurti Yudhoyono, Danang Prasetyo Wibowo saat di Akabri.
TRIBUN-TIMUR.COM- Senior Agus Harimurti Yudhoyono, Mayor Purn M Saleh menghukum sepupu Agus Harimurti Yudhoyono, Danang Prasetyo Wibowo saat sekolah di Akademi Bersenjata Republik Indonesia atau Akabri.
Mayor Purn M Saleh adalah mantan perwira TNI AD dari Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Muhammad Saleh adalah lulusan Akademi Militer (AKMIL) tahun 1999
Keluarga presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono adalah keluarga militer.
Putra tertuanya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) adalah mantan tentara.
Agus Harimurti Yudhoyono mundur dari pangkat mayor.
Ternyata, Agus Harimurti Yudhoyono memiliki sepupu yang masih aktif berdinas di TNI AD.
Sepupu AHY itu bernama Letnan Kolonel Danang Prasetyo Wibowo atau Letkol Danang.
Danang adalah sepupu AHY dari garis ibu Ani Yudhoyono.
Letkol Danang adalah anak dari pernikahan saudara kandung Ani Yudhoyono, yakni Wrahasti Cendrawasih dengan Erwin Sudjono.
Erwin Sudjono adalah junior SBY di AKABRI.
Jika SBY lulusan 1973, Erwin adalah lulusan AKABRI 1975.
Pangkat terakhir Erwin Sudjono adalah Letnan Jenderal. Dua jabatan terakhirnya adalah Pangkostrad dan Kasum TNI.
Dari sebuah video di YouTube yang dibuat akun MPS Sang Mayor Pemersatu, terlihat bahwa Danang adalah junior AHY di Akademi Militer atau AKMIL Magelang.
• Agus Harimurti Yudhoyono Kumpul ‘Punggawa’ Demokrat se-Sulsel, Begini Sindiran Moeldoko ke AHY
• Isu Moeldoko Kudeta Agus Harimurti Yudhoyono Dianggap Rocky Gerung Mirip Water Gate Skandal Amerika
AHY diketahui masuk AKMIL tahun 1997 dan lulus tahun 2000, sedangkan Danang masuk AKMIL tahun 1998 dan lulus tahun 2001.
Jika AHY pensiun dengan pangkat Mayor, Danang meneruskan karirnya di militer dan tampak cemerlang.
Setelah menjabat Komandan Raider 900, Danang kini diserahi jabatan Dandim Sukabumi.
Uniknya, Danang dan AHY pernah sama-sama dididik senior yang kejam selama menjadi Taruna AKMIL.
Senior itu bernama Muhammad Saleh, lulusan AKMIL 1999.
Muhammad Saleh kini sudah pensiun. Pangkat terakhirnya adalah Mayor.
Peristiwa Saleh menghukum keponakan SBY bernama Danang terjadi sekitar tahun 1998 di AKMIL.
Sekadar diketahui, Danang adalah anak dari kakak Ani Yudhoyono, Istri Presiden SBY.
Saat Danang menjadi Taruna, ayah Danang yakni Kolonel Erwin Sudjono sedang menjabat Komandan Resimen Taruna Akademi Militer.
Saleh menceritakan bahwa pada tahun 1998 dirinya sudah berpangkat Sersan Taruna karena sudah tingkat 2 di AKMIL.
Sebab Saleh masuk AKMIL pada tahun 1996 dan lulus pada tahun 1999.
Sekitar tahun 1998, Sersan Taruna M. Saleh melihat mobil Komanda Resimen Taruna AKMIL masuk ke kesatriaan AKMIL pada sore hari.
Saleh heran ada mobil Danresimen dan memilih menghentikannya persis di dekat Gereja dan Masjid AKMIL.
Dia melihat ada seseorang di bagian belakang mobil.
Ia pun lantas menanyakan siapa yang ada di belakang mobil kepada PNS yang mengemudikan mobil tersebut.
PNS tersebut mengaku tidak membawa siapapun.
Saleh bertanya lagi, tetapi PNS tersebut tetap tidak mengaku.
Ketika ditanya ketiga kalinya, barulah PNS AKMIL itu mengaku bahwa ia membawa 'Mas Danang', anak Danresimen AKMIL.
"Ya sudah , saya berikan hukuman. Hukuman ala taruna lah," kata Saleh.
Hukuman ala taruna itu berarti danang disuruh berguling dan jungkir balik.
Setelah itu tanpa takut, Saleh menyuruh Danang menyebut bahwa ia dihukum oleh Sersan Taruna M.Saleh.
Keesokah harinya taruna tingkat 2 mendadak dikumpulkan di kantin AKMIL.
Di sana sudah ada Kolonel Erwin Sudjono, ayah Danang, dan para pengasuh yang sebagian besar adalah lulusan AKMIL 1997.
Kolonel Erwin lalu bertanya soal siapa yang menghukum anaknya.
"Semua mata langsung tertuju pada saya yang duduk di depan," kata Saleh.
Tapi pada saat itu Kolonel Erwin Sudjono tidak langsung menyebut Saleh walaupun pasti sudah tahu bahwa Saleh yang menghukum anaknya.
"Itulah hebatnya Pak Erwin Sudjono, dia tidak mau mempermalukan bawahan," kata Saleh.
Kolonel Erwin hanya meminta agar yang menghukum anaknya untuk datang ke rumah dinasnya.
"Waktu itu kebetulan sedang hari pesiar," ujar Saleh.

Setelah bubar, seorang senior yang telah jadi tentara aktif menghampiri Saleh dan meminta agar Saleh cepat bersiap untuk ke rumah dinas Danresimen.
Artinya memang seluruhnya sudah tahu bahwa Saleh yang menghukum Danang.
"Jadi waktu itu saya keluar paling pertama dari ksatriaan tanpa dicek pengasuh," kata Saleh.
Dia lalu tiba di rumah Danresimen dan bertemu dengan Kolonel Erwin Sudjono yang sedang pakai singlet dan sarung.
Saleh pikir akan dimarahi, tetapi ia ternyata justru ditawari makan oleh Danresimen.
Saat makan itulah Kolonel Erwin mulai memberi petuah soal nantinya Danang dan dirinya akan menjadi kolega ketika sudah di batalion.
Ada banyak petuah yang disampaikan kolonel Erwin soal itu.
Usai makan, Saleh mengaku tidak mengerti apa yang dibicarakan Kolonel Erwin soal batalion yang disebut Kolonel Erwin.
"Ijin komandan, yang saya tahu itu batalion hanya tiga. Batalion taruna remaja, batalion taruna madya, dan batalion taruna dewasa," kata Saleh kepada Kolonel Erwin.
Kolonel Erwin pun geleng-geleng kepala mendengar jawaban Saleh.
Berikutnya ia langsung bertanya soal kenapa Saleh menghukum Danang.
Saleh lalu menjawab bahwa doktrin di AKMIL menyebutkan bahwa seorang taruna itu terbentuk oleh 80 persen dari didikan seniornya dan 20 persen dari didikan pengasuh.
"Oleh karena itu ijinkan saya mewarnai Danang komandan," kata Saleh.
Saleh juga mengingatkan bahwa AKMIL adalah milik bangsa Indonesia dan Danang akan menjadi orang hebat.
Saleh masih berpikir dia akan dihukum, tapi ternyata ia tidak dihukum.
Saleh justru disuruh pergi pesiar.
Kini, dengan perjalanan waktu, Saleh melihat Danang sudah menjadi orang hebat.
• Siapa Jenderal di Balik Tudingan Upaya Kudeta Agus Harimurti Yudhoyono AHY? Pembelaan Moeldoko
• Ni’matullah Erbe Beberkan Hasil Rapat Internal Demokrat Bersama Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY
Simak video pernyataan Saleh di bawah ini ;