Catatan di Kaki Langit
Doktor HC untuk Nurdin Halid, Prosesnya Tidak Sim Salabim, Simak Proses Berliku Pengusulan Dr HC
Belajarlah ikut merasakan kenikmatan yang diperoleh seseorang, agar hidup ini terasa lembut, enak. Tidak keras, kaku
Oleh:
Qasim Mathar
Cendekiawan Muslim
Tulisan Catatan di Kaki Langit Qasim Mathar ini dimuat di Tribun Timur cetak edisi Kamis, 11 Februari 2021, dengan judul Doktor HC untuk Nurdin Halid.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kalau tidak ada aral melintang, hari ini Kamis 11 Pebruari 2021, Nurdin Halid akan menerima anugerah gelar Doktor Honoris Causa (HC), doktor kehormatan, dari Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Prosesnya tidak sim salabim.
Setidaknya Senat perguruan tinggi membicarakannya dulu.
Bila Senat setuju, usul pemberian gelar disampaikan kepada pimpinan perguruan tinggi. Bila disetujui, maka usul tersebut diajukan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Menteri akan menugaskan Direktur Jenderal Perguruan Tinggi untuk memeriksa surat dan dokumen permohonan tentang pemberian gelar Doktor Honoris Causa (HC) mengenai layak tidaknya disetujui atau ditolak.
Jika disetujui, maka penganugerahan gelar Doktor HC dilaksanakan oleh Senat perguruan tinggi yang mengusulkan.
Jadi, proses awalnya tidak sederhana. Bisa berbelit dan gagal.
Permendikbud 21/2013 menjelaskan bahwa gelar kehormatan diberikan oleh perguruan tinggi kepada seseorang yang dianggap telah berjasa dan/atau berkarya luar biasa bagi ilmu pengetahuan, teknologi, seni, sosial, budaya, dan/atau berjasa dalam bidang kemanusiaan dan/atau kemasyarakatan.
Pemberian gelar Doktor HC untuk Nurdin Halid merupakan usulan dari Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
Unnes menilai kinerja sepak bola nasional pada masa kepemimpinan Nurdin Halid, memiliki kontribusi terhadap dimulainya pendekatan industri dalam pengelolaan organisasi sepak bola di Indonesia.
Pertimbangan akademik dan prestasi pada bidang olahraga relatif baru dalam khazanah pengetahuan umum maupun pengetahuan keolahragaan di Indonesia.
- Selain itu, "kepemimpinan Nurdin Halid juga dinilai telah membuat geliat persepakbolaan nasional menjadi marak, dan ikut menggerakkan ekonomi rakyat. Nurdin Halid mengawali ticketing yang tersistem, pengelolaan sponsor, hingga penyediaan merchandise dalam skala besar hingga skala produksi rumah tangga".
Karya tulis/buku dan publikasi ilmiah Nurdin Halid juga menjadi pertimbangan pemberian gelar doktor HC kepadanya.
Buku Nurdin Halid berbicara tentang sepakbola modern dan sepakbola sebagai industri. Bukunya yang berbahasa asing yang berkaitan dengan olehraga sebagai industri, juga dipertimbangkan.