Sriwijaya Air Jatuh
Kecelakaan Sriwijaya Air SJ182 Ternyata Seperti Kasus Lion Air Tahun 2018, Tanpa Kontrol Otomatis
Pesawat Sriwijaya Air jenis Boeing 737-500 yang jatuh merupakan model tanpa sistem kontrol otomatis, seperti kecelakaan Lion Air tahun 2018
TRIBUN-TIMUR.COM - Pesawat Sriwijaya Air jenis Boeing 737-500 yang jatuh di Kepulauan Seribu mirip dengan kasus sebelumnya.
Disebutkan jika model pesawat Sriwijaya AIr SJ182 seperti kecelakaan Lion Air tahun 2018.
Adapun jenis pesawat keduanya adalah tanpa sistem kontrol otomatis.
Pada Oktober 2018, sebuah jet Boeing 737 MAX 8 yang dioperasikan oleh Lion Air juga jatuh usai lepas landas dari Jakarta.
Pada peristiwa tahun 2018 lalu itu menewaskan 189 orang di dalamnya.
Baik jenis Boeing 737-500 ini dan Boeing 737 MAX 8 merupakan model yang tidak memiliki sistem kontrol penerbangan otomatis.
Tak hanya kecelakaan Lion Air di Indonesia pada tahun 2018, pesawat 737 MAX 8 juga terlibat kecelakaan di Ethiopia lima bulan kemudian.
Kedua kecelakaan itu menyebabkan armada Boeing MAX 8 di seluruh dunia dilarang terbang selama 20 bulan.
Adapun Sriwijaya Air yang didirikan pada tahun 2003, sejauh ini memiliki catatan keamanan yang kokoh hingga peristiwa SJ182 yang jatuh di Jakarta, Sabtu (9/1/2021) lalu.
Pakar penerbangan mengatakan bukan hal yang aneh jika pesawat berusia 26 tahun masih digunakan.
Tetapi kecelakaan itu mungkin masih menimbulkan pertanyaan baru tentang catatan keselamatan maskapai penerbangan di Indonesia.
Pasalnya, sebelum tahun 2018 dan 2021, bencana udara besar lainnya terjadi pada tahun 2014.
Ketika sebuah pesawat AirAsia jatuh dalam perjalanan ke Singapura, menewaskan 162 orang.
Antara 2007 dan 2018, maskapai penerbangan Indonesia dikenai larangan terbang UE, lalu dicabut setelah standar keselamatan dianggap membaik.
Kecelakaan Sriwijaya Air
