Klakson
Kesalehan
KESALEHAN seorang muslim dan muslimah tak diukur seberapa sering ia ke masjid beribadah. Sebab, seorang pencuri pun seringkali ke masjid, setidaknya
Abdul Karim
Anggota Majelis Demokrasi dan Humaniora (MDH) Sulsel
KESALEHAN seorang muslim dan muslimah tak diukur seberapa sering ia ke masjid beribadah.
Sebab, seorang pencuri pun seringkali ke masjid, setidaknya shalat Jumat.
Kesalehan pun tak ditimbang dari seberapa sering seseorang bolak-balik ke Tanah Suci untuk haji dan umrah.
Sebab tak sedikit koruptur sering menginjakkan kaki di kota suci itu.
Kesalehan seseorang barangkali tak diukur dari seberapa lama ia berkarat di sebuah ormas atau seproduktif bagaimana ia membentuk ormas.
Juga bukan dilihat dari seintensitas apa tubuhnya dibaluti busana muslim-muslimah.
Sebab nyatanya, pernah di suatu tempat seorang perempuan berbusana hijab jumbo dengan cadarnya berurusan dengan polisi lantaran ia kedapatan mencuri di sebuah toko grosir pangan.
Barang curiannya, ia sembunyikan di balik hijab jumbonya.
Di kantor polisi ia mengaku bukanlah muslimah taat.
Jubah, hijab jombo, dan cadarnya hanyalah kedok dan alat efektif menjalankan aksinya di beberapa tempat.
Di sini, busana menipu banyak orang.
Penampilan menipu mata orang banyak.
Bila kesalehan adalah ketaatan dan kesungguhan maka manusia sebagai mahluk dhaif tentu tak ada yang mampu menjalaninya dengan total--kecuali nabi dan rasul.