Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ketua MPR RI Minta Dewa, Dewi dan Dedi Dikembangkan di Sulsel

Tiga nama program ini merupakan istilah terkait pembangunan desa agar tercipta pemerataan ekonomi. 

Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/FADLY ALI
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Bambang Soesatyo saat makan malam di Gubernuran Sulsel Jl Sungai Tangka Makassar, Sabtu (19/12/2020) malam. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah mengembangkan Program Dewa, Dewi dan Dedi. 

Dewa merupakan Desa Wisata Agro, Dewi adalah Desa Wisata Industri dan Dedi yakni Desa Digital.

Tiga nama program ini merupakan istilah terkait pembangunan desa agar tercipta pemerataan ekonomi. 

"Tiga program pemerintah itu patut Pak Gubernur kembangkan," kata Bamsoet saat makan malam di Gubernuran Sulsel Jl Sungai Tangka Makassar, Sabtu (19/12/2020) malam.

Menurutnya, pembangunan desa dan pemerataan ekonomi adalah hal yang dibutuhkan saat ini.

Melihat potensi yang dimiliki setiap desa. Serta dimana masyarakat desa saat ini juga sudah mengenal teknologi informasi. Jika dikawinkan akan mendatangkan maanfaat yang baik.

"Sekarang sudah berubah. Tetap bekerja di desa dengan laptop, bahkan hanya dengan sebuah handphone dia bisa menjual ke seluruh dunia, hasil produknya, sehingga pola ke depan bisnis Indonesia ini akan kembali ke desa," katanya. 

Baik Dewa dan Dewi juga dimiliki Sulsel. Misalnya era sosial media saat ini juga harus dimanfaatkan untuk mempromosikan suatu objek wisata.

"Anak-anak kita main yang instagramable, cukup bikin Instagram dengan objek yang baik, bisa menarik uang. Dan mereka tidak butuh waktu lama, datang foto-foto, sebentar pulang. Itulah sekarang gaya wisata kita, memburu tempat menarik dan spesifik," katanya.

Untuk Dedi belum semua desa mendapatkan akses jaringan data yang memadai. Sehingga masih harus terus mendorong Pemerintah Pusat untuk memperbaiki jaringan internet sampai ke pelosok desa. 

"Kita ingin mengandalkan internet tetapi sering kali terganggu karena jaringanya buruk/jelek. Sehingga menteri pendidikan yang membayangkan belajar merdekapun itu terkendala, karena anak-anak kita yang di desa tidak terjangkau internet dalam mengirim data dan gambar," pungkasnya.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved