Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Klakson

Masyarakat

Baliho itu terpajang ditempat ramai hingga di tempat sunyi yang saban hari dilintasi babi-babi liar, biawak tak bertuan hingga burung-burung hantu.

Editor: Edi Sumardi
DOK TRIBUN TIMUR
Abdul Karim, penulis dan pengamat demokrasi 

Abdul Karim

Penulis dan penggiat demokrasi

"MASYARAKAT", apa arti dan makna kata itu?

Tanyalah pada kandidat-kandidat bupati-wakil bupati dan wali kota-wakil wali kota.

Dalam beberapa bulan terakhir, mereka tampaknya jauh lebih paham.

Dalam beberapa pekan ini kelihatannya mereka lebih mengerti tentang “masyarakat” dibanding sosiolog dan antropolog.

Baliho mereka dengan jumlah tak terkira setidaknya menjadi petunjuk bagi kita betapa pahamnya mereka tentang “masyarakat”.

Baliho itu terpajang ditempat ramai hingga di tempat sunyi yang saban hari dilintasi babi-babi liar, biawak tak bertuan hingga burung-burung hantu.

Semoga saja binatang-binatang itu tak menggelar aksi protes, sebab kalimat yang tertera di baligho-baligho itu tak satupun bertuliskan “untuk kesejahteraan binatang”.

Semuanya hanya bertuliskan tema-tema “untuk kesejahteraan masyarakat”.

Debat kandidat calon bupati-wakil bupati dan wali kota-wakil wali kota pun menunjukkan betapa pahamnya mereka tentang “masyarakat”.

Narasinya tersurat dalam dokumen visi-misi mereka, dan tercakapkan dalam debat calon kepala daerah.

Begitu fasihnya mereka menyebut kata “masyarakat”.

Begitu runutnya rangkaian kalimat yang terlontar untuk membangun masyarakat.

Yang mereka utarakan konon adalah solusi.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved