Debat Kandidat Pilwali Makassar 2020
Mekanisme Debat Berubah, Imun: Kian Menarik, Dilan Harap Disampaikan Lebih Awal
Pasangan Irman-Zunnun mengklaim perubahan debat ini jauh lebih menarik dengan tema yang juga menarik.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Empat pasangan calon Wali Kota dan calon Wakil Wali Kota Makassar akan kembali beradu gagasan dan argumentasi pada Selasa (24/11/2020) malam esok hari.
KPU Kota Makassar menjadwalkan agenda Debat Publik Kedua Paslon Walikota dan Wakil Walikota di DKI Jakarta.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Makassar menginformasikan perubahan mekanisme pelaksanaan Debat Publik kali ini.
Selain segmennya berkurang dari tujuh segmen menjadi enam segmen, durasi bertanya pun ikut berubah. Begitu pun menanggapi dan menjawab oleh paslon lebih lama.
"Jadi ada beberapa perubahan di debat kedua nanti," kata Komisioner KPU Makassar, Endang Sari via telepon, Senin (23/11/2020).
Menanggapi hal tersebut, pasangan Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun Armin NH melalui juru bicaranya mengaku jauh lebih semangat atas perubahan mekanisme debat tersebut.
Pasangan Irman-Zunnun mengklaim perubahan debat ini jauh lebih menarik dengan tema yang juga menarik.
"Di debat kedua ini justru malah jauh lebih menarik, mampu menguji kapasistas masing-masing paslon," kata jubir Imun, Muwaffiq Nurimansyah kepada Tribun Timur, Senin (23/11/2020) malam.
Pasangan Irman-Zunnun berharap KPU bisa jauh lebih siap secara teknis untuk debat kedua ini.
Hal senada juga disampaikan oleh calon Wali Kota Syamsu Rizal MI atau Deng Ical.
Mantan Wakil Wali Kota Makassar periode 2013-2018 ini menilai perubahan segmen ini lebih bagus.
"Kita lebih leluasa mengeksplore gagasan, bagus untuk adu gagasan supaya lebih kelihatan program ye," kata Deng Ical kepada Tribun Timur.
Deng Ical mengaku tidak menyiapkan persiapan khusus untuk debat kedua Pilwali Makassar 2020 ini. Ia mengaku sudah siap.
Sementara pasangannya dr Fadli Ananda berharap KPU Kota Makassar ke depan menyampaikan lebih awal ke Paslon jika ada perubahan mekanisme.
"Kita gak masalah sebenarnya dengan perubahan segmen debat, ke depannya kita harap bisa lebih cepat disampaikan ke kandidat jika ada perubahan segmen," ujar dr Fadli Ananda.
Sebelumnya Komisioner KPU Kota Makassar Endang Sari mendetailkan perubahan mekanisme debat.
Pada debat pertama durasi memberi tanggapan dan pertanyaan hanya 30 detik, sedangkan di debat kedua bertambah menjadi 45 detik.
Selain itu durasi menjawab pertanyaan dan tanggapan dari paslon juga bertambah. Di debat pertama hanya 30 detik.
"Pada debat kedua menjadi 1 menit 30 detik," jelas kata komisioner berlatar belakang akademisi itu.
Penambahan durasi, lanjut Endang menjadi salah satu evaluasi KPU Makassar dari pelaksanaan debat pertama.
Diharapkan cukup bagi paslon menjawab pertanyaan baik dari panelis maupun paslon lainnya.
Perbedaan lainnyabdi debat pertama, pada segmen pertama. Paslon menjelaskan visi misi dan program sesuai tema yang dibahas.
"Di debat kedua, pada segmen pertama berubah. Ada video yang berisi visi, misi dan program tiap paslon yang diputarkan, jadi paslon tidak lagi menguraikan seperti pada debat pertama," ujar Endang.
Lalu, hal berbeda lainnya terkait pertanyaan dari panelis.
"Debat pertama pertanyaan panelis hanya satu untuk keempat paslon. Nah debat kedua ini ada empat pertanyaan berbeda untuk masing-masing paslon per segmennya," katanya.