Timor Leste
Ladang Minyak Timor Leste Diprediksi Kering 2022, Bakal Bangkrut 2027, Tapi Optimistis Seperti Dubai
Timor Leste Diprediksi Akan Bangkrut Pada 2027, Ladang Minyaknya Akan Kering Tahun 2022, Tetapi Presidennya Sebut Timor Leste Bisa Seperti Dubai Jika
Presiden Ramos Horta, yang dianugerahi penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 1996 karena melobi pemimpin asing untuk penarikan Indonesia.
Dia mengatakan bahwa pemerintahnya tidak lagi bergantung pada mencairnya cadangan minyak dan gas bumi.
Dengan masa depan ekonomi negara tersebut tidak lagi bergantung pada deposit di luar negeri.
• Ingat Yasser Arafat, Tokoh Palestina yang Pernah Pukul Mundur Israel, Begini Kisah Perjuangannya?
• 5 Daftar Makanan Wajib Dihindari Para Wanita, Saat Usia 40 Tahun Lebih, Soda hingga Kentang Goreng
"Tidak seperti banyak negara penghasil minyak dan gas lainnya, kami segera menciptakan dana kekayaan kedaulatan.
"Kami memulai dengan 250 juta pound dan sekarang kami memiliki lebih dari 16 miliar dollar AS di ban," katanya tahun 2017.
"Pada saat itu, undang-undang tersebut mengatakan 90 persen pendapatan minyak dan gas akan digunakan untuk membeli obligasi pemerintah AS Sepuluh persen,

"Kita dapat menggunakan untuk diversifikasi Karena kita tidak memiliki banyak pengalaman di pasar internasional.
"Kami memutuskan untuk berinvestasi. semuanya dalam obligasi treasury AS," jelasnya.
"Ketika krisis keuangan 2008 melanda, ekonomi yang lebih baik daripada negara kita.
• Gadis 22 Tahun ini Shock, Tak Sengaja Rekam Pria Buka Celana & Pamer Alat Vital, Video Viral di FB
• Rezeki Nomplok, Pemuda Ini Kaya Mendadak, Temukan Uang Jutaan Rupiah di Saku Jas Bekas yang Dibeli
"Negara-negara dengan tingkat internasional yang lebih kuat seperti Singapura dan Norwegia, kehilangan puluhan miliar. tetapi Timor Lorosa’e tidak kehilangan satu sen pun," terangnya.
Berbicara kepada media di tahun 2008, politisi berpendidikan AS tersebut menyesali Timor Leste sebenarnya bisa menjadi "Dubai berikutnya".
Namun, ketegangan merebak dalam demokrasi yang baru lahir karena ketidaksetaraan pendapatan dan tingginya tingkat pengangguran.
Data 41,8 Persen Miskin
Menurut angka terakhir pemerintah dari 2014, sebanyak 41,8 persen penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan dengan penghasilan sebesar 1,52 dollar AS per hari.
Pemerintah saat itu, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Mari Alkatiri, juga menghadapi tekanan yang meningkat untuk menghasilkan lapangan kerja baru dengan 60 persen penduduknya berusia di bawah 25 tahun.