Harga Cengkeh
Harga Merosot, Petani Cengkeh di Kindang Bulukumba Menjerit
Petani cengkeh di Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengeluhkan harga cengkeh yang murah.
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUNBULUKUMBA.COM, KINDANG - Petani cengkeh di Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengeluhkan harga cengkeh yang murah.
Warga menilai harga cengkeh terlalu rendah, apalagi jika dibandingkan dengan mahalnya harga kebutuhan pokok maupun kebutuhan lainnya saat ini.
"Harga cangkeh tahun ini sangatlah murah, cangkeh kering Rp 48 ribu per kilogram. Harga cengkeh basah Rp 7.000 per liter," kata petani, Awan, Selasa (25/8/2020).
Ia mengungkapkan, tahun 2019 lalu, harga cengkeh masih stabil. Untuk cengkeh kering masih laku dijual seharga Rp 72 ribu- Rp 100 ribu per kilogram.
Sementara cengkeh basah bisa dijual seharga Rp 28 ribu per kilogramnya.
Karenanya petani mengharapkan pemerintah untuk tidak hanya memperhatikan kesejahteraan pegawai.
Tetapi juga memperhatikan petani yang hanya mengandalkan cengkeh untuk memenuhi kebutuhan hidup, termasuk untuk biaya sekolah anaknya.
Kadis Perdagangan dan Perindustrian Bulukumba, Munthasir Nawir, mengatakan, saat ini memang permintaan cengkeh berkurang.
Ia mengaku, jika permintaan banyak maka harga bakal naik kembali.
Achil, sapaannya menduga, salah satu faktor murahnya harga cengkeh diakibatkan karena pandemi covid-19.
Dia mengaku telah melakukan konsultasi harga cengkeh ke provinsi dan dari hasil konsultasi, harga cengkeh tidak dapat diintervensi karena mengikuti harga internasional.
"Kami hanya memantau harga ke masyarakat dan petani langsung menjual cengkeh ke penjual," jelasnya.(*)
Laporan Wartawan Tribun Timur, Firki Arisandi
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/kepala-dinas-perindustrian-dan-perdagangan-bulukumba-munthazir-nawir.jpg)