Nasib Dosen Setelah Oral Seks dengan Bocah 14 Tahun di Semak-semak, Berurusan Polisi dan Kampus
Seperti diketahui, RN harus berurusah dengan polisi lantaran mencabuli seorang bocah berinisial NV (14) disemak-semak.
TRIBUN-TIMUR.COM - Oknum dosen berinisial RN (43) yang melakukan oral seks kepada bocah berusia 14 tahun kini harus menanggung resikonya.
Kini RN harus berurusan dengan kampus tempatnya mengajar.
Urusan kampus muncul saat ia tengah berurusan dengan aparat penegak hukum.
Seperti diketahui, RN harus berurusah dengan polisi lantaran mencabuli seorang bocah berinisial NV (14) di Semak-semak.
Peristiwa ini terjadi di Palembang, Sumatera Selatan.
RN saat itu kepergok polisi yang tengah melakukan patroli diwilayah tersebut.
Tak disangka, rupanya RN sedang bersama bocah dibawah umur sedang melakukan oral seks di tempat gelap.
• 8 Cara Ampuh Atasi Tumit Kaki Pecah-pecah, Sering Menyerang Wanita hingga Kenali Penyebab
• CERITA Wanita Diperkosa 100 Kali oleh Orang yang Dikenal, Pelaku Tak Peduli Masih Karantina Covid-19
RN pun saat ini telah dipecat dari tempatnya mengajar secara tidak hormat.
Ketua Bidang Humas dan Komunikasi Universitas Katolik Musi Charitas Palembang Agustinus Riyanto mengatakan, mereka sebelumnya mengamati berita terkait hal ini dari beberapa media massa.
Setelah dilakukan penyelidikan, RN rupanya adalah dosen tetap mereka yang telah mengabdi sejak 2003 lalu.
Bahkan, RN diketahui sempat menjabat sebagai Dekan di kampus tersebut.
"Dengan kejadian ini, pihak Yayasan mengambil tindakan tegas dengan memberhentikan RN secara tidak hormat per 15 Agustus kemarin," kata Agustinus saat memberikan keterangan pers secara langsung, Selasa (18/8/2020) mengutip Kompas.com

Agustinus menjelaskan, selama menjadi seorang dosen dan Dekan, RN tidak pernah menunjukkan gelagat yang mencurigakan.
RN juga terkenal sebagai pribadi yang baik dan tidak pernah berperilaku menyimpang, termasuk tidak pernah berurusan dengan hukum.
"Tidak ada evaluasi negatif berkaitan dengan RN. Ini sudah dilihat dari evaluasi kerja setiap semester," ujar Agustinus.
Pihak kampus juga akan melakukan penyelidikan, apakah ada mahasiswa yang menjadi korban RN. Namun, sejauh ini belum ada satupun mahasiswa yang melapor menjadi korban kekerasan oleh pelaku.