Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

BSMI Sulsel

Kawal Misi Kemanusiaan di Masamba, BSMI Sulsel Bentuk Bulan Sabit Merah Indonesia Cabang Luwu Utara

Bulan Sabit Merah Indonesia Propinsi Sulawesi Selatan, memperpanjang masa misi kemanusiaan di Luwu Utara.

Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Arif Fuddin Usman
dok bsmi sulsel
Klinik Lapangan BSMI Sulsel di lokasi pengungsi bencana banjir Luwu Utara. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Perisitiwa banjir bandang yang melanda Kota Masamba dan Desa Radda, Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara telah berlalu sebulan lamanya.

Namun bencana yang berlangsung pada 3 Juli 2020 itu masih menyisakan duka yang dalam bagi masyarakat setempat.

Deretan Ucapan & Harapan Tahun Baru Islam 1 Muharram, Cocok untuk Status FB, IG dan Dikirim Lewat WA

KISAH Aditya Perpatih, Sosok Bocah 9 Tahun yang Fotonya Terpajang di Uang Rp 75 Ribu, Lihat Foto

Terutama bagi mereka yang menjadi korban langsung, yang kehilangan keluarga dan rumah yang selama ini mereka tinggali.

Ribuan warga dari desa-desa yang terdampak seperti di Desa Meli, Petambua, Desa Radda, Desa Maipi, dan Kota Masamba, masih bertahan di pengungsian dan rumah-rumah kerabat mereka.

Salah satu pusat pengungsian yang terletak di kawasan perkebunan Sawit, Meli dan Panampung dipadati tenda yang dihuni korban banjir.

Tim Kemanusiaan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Sulawesi Selatan untuk membantu korban bencana banjir Luwu Utara. BSMI Sulsel membentuk BSMI Luwu Utara untuk mengawal program kemanusiaan.
Tim Kemanusiaan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Sulawesi Selatan untuk membantu korban bencana banjir Luwu Utara. BSMI Sulsel membentuk BSMI Luwu Utara untuk mengawal program kemanusiaan. (dok bsmi sulsel)

Warga betah di pengungsian tersebut meski sebagian di antara mereka masih memiliki rumah yang terhindar dari terjangan air bah.

Mereka mengaku trauma karena saat ini, daerah Luwu Utara dan sekitarnya masih kerap dilanda hujan lebat.

Di samping itu, mereka juga belum dapat berproduktif karena lahan-lahan pertanian yang selama ini menjadi sumber pendapatan warga, hancur dihantam banjir.

Rutin Periksa Korban Banjir Luwu Utara hingga Daerah Terisolir, BSMI Sulsel Didukung Dinkes dan IDI

Tim Medis BSMI Sulsel Bagi Masker & Sosialisasi Covid-19 di Tenda Pengungsi Korban Banjir Luwu Utara

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah menyebut, lahan pertanian yang rusak seluas 219 hektare dan lahan perkebunan 241 hektare.

Dengan kondisi tersebut, Bulan Sabit Merah Indonesia Propinsi Sulawesi Selatan, memperpanjang masa misi kemanusiaan di Luwu Utara.

Masa kerja hingga masa tanggap bencana di daerah itu benar-benar dinyatakan berakhir oleh pemerintah.

Tim medis dari BSMI saat naik kendaraan motor trail untuk memberikan layanan medis untuk warga terdampak banjir di Luwu Utara, Rabu (22/7/2020).
Tim medis dari BSMI saat naik kendaraan motor trail untuk memberikan layanan medis untuk warga terdampak banjir di Luwu Utara, Rabu (22/7/2020). (dok bsmi sulsel)

Di pengungsian, sebulan lebih pasca banjir ini, BSMI memokuskan kegiatan pada pelayanan kesehatan di posko pengungsi dengan membuka klinik kesehatan.

Klinik dikelola oleh relawan medis BSMI, dokter dan perawat yang mumpuni. BSMI juga melakukan kegiatan pendidikan dan healing kepada anak-anak pengungsi.

“Pelayanan kesehatan ini penting bagi warga korban banjir karena kehidupan di pengungsian lebih rawan penyakit.

"Kondisi di tenda itu, siang hari kepanasan, dan malam dingin. Imunitas jadi tidak stabil,” terang Ketua BSMI Sulsel Basri Mahmud.

Hadir Lebih Lama

Pemegang gelar PhD bidang kesehatan lingkungan dari salah satu universitas ternama di Jepang itu menambahkan, kehadiran BSMI akan lebih lama di Luwu Utara.

Walau masa tanggap bencana akan berakhir nantinya, misi kemanusiaan akan tetap berlanjut di tengah warga korban banjir.

“Kami telah membentuk BSMI Luwu Utara. Mereka akan melanjutkan agenda kemanusiaan BSMI yang sudah jalan sebelumnya," ujarnya.

"Sebelumnya tanggungjawabnya dijalankan oleh rekan-rekan BSMI Luwu dan dibantu oleh BSMI dari daerah lain seperti Makassar.

"Kami berharap, BSMI Luwu Utara dapat menjalanakan misi ini dengan baik, tidak hanya pada kondisi sekarang, tapi nanti di masa-masa normal,” jelasnya.

BSMI Luwu Utara resmi terbentuk 19 Agustus 2020 melalui Surat Keputusan BSMI Propinsi Sulawesi Selatan, Nomor 017/D/Sek/DP-Prov-Sulsel/BSMI/Kpts/VIII/2020.

BSMI Sulsel menunjuk dokter Lili Ratnawati SpOG sebagai ketua.

Lili merupakan dokter spesialis kandungan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.

Sebelum pindah dan mengabdi pada rumah sakit di salah satu daerah di Sulawesi Selatan, dokter Lili telah aktif sebagai relawan BSMI di daerah Jawa Tengah.

Untuk pengalaman, dokter Lili turut hadir pada beberapa bencana seperti gempa Yogyakarta. 

Tembus Medan Berat

Saat memberi bantuan kemanusiaan, Tim BSMI Makassar berjuang menempuh jalan berlumpur untuk melakukan mobile klinik ke pelosok-pelosok desa di Kabupaten Luwu Utara terkena banjir.

Pada Selasa, 21 Juli 2020 tim medis BSMI yang terdiri dari satu dokter dan satu bidan bersama satu tim humas berangkat ke lokasi tujuan menggunakan motor trail.

Lokasi yang dituju adalah Dusun Cempaka dan Dusun Seruni di Desa Beringin Jaya, Kecamatan Baebunta Selatan, Kabupaten Lutra.

Untuk tiba di dua dusun ini, tim melewati jalan berlumpur sejauh 5 km dari jalan aspal.

Daerah ini terisolir selama tiga hari setelah bencana banjir.

Sebab kayu besar yang terbawa oleh banjir menghalangi jalan dan merusak papan jembatan menuju ke dua dusun tersebut.

“Di sini penerangan listrik juga masih padam sejak bencana terjadi Senin (13/7) lalu hingga hari ini," papar Zaki, warga Desa Beringin Jaya, Selasa (21/7/2020).

Selanjutnya pada Rabu (22 /7/2020), tim medis BSMI melanjutkan klinik mobile di Dusun Kadundung, Desa Pakendekan, Kecamatan Sabbang, Lutra.. Desa ini ditempuh sejauh 15 km dari jalan poros trans Sulawesi.

Relawan medis BSMI obati korban bencana banjir di Kecamatan Baebunta Selatan, Lutra, Rabu (22/7/2020)
Relawan medis BSMI obati korban bencana banjir di Kecamatan Baebunta Selatan, Lutra, Rabu (22/7/2020) (Dokumen BSMI Makassar)

Warga di sini ada 36 kepala keluarga.

“Para korban masih membutuhkan bantuan logistik sembako dan perlengkapan bayi serta pelayanan kesehatan sebab banyak yang kelelahan," ujar Ibu Cenceng, Koordinator Posko Pengungsi di Dusun Kadundung.

Dokter Posko Medis BSMI dr Nur Eda menyampaikan sejauh ini telah tercatat 75 pasien yang telah dilayani di tiga titik.

Kedepannya tim medis BSMI akan terus melakukan mobile klinik dan sekaligus menyalurkan bantuan logistik ke sejumlah titik yang belum tersentuh pelayanan kesehatan. (*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved