Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sosok KH Abdul Wahid Hasyim, Ayah dari Para Gus Ternama dan Pahlawan Bangsa

Wahid Hasyim lahir di Jombang pada 1 Juni 1914. Pada usia ke 25, Wahid Hasyim menikah dengan Solichah, putri K.H. Bisri Syansuri

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Istimewa
Sosok KH Abdul Wahid Hasyim 

TRIBUNTIMURWIKI.COM- Dialah yang menjadi tonggak kelahiran para Gus berjasa di Indonesia.

Sosoknya tak hanya dikenang sebagai pahlawan namun juga ayah dari para Gus tersebut.

Dia dikenal dan disebut KH Abdul Wahid Hasyim.

Ia merupakan anak pertama dari 15 orang anak Hadratus Syeikh KH M. Hasyim Asy’ari dan Nyai Nafiqah.

Dilansir dari Tribunnewswiki.com, Wahid Hasyim lahir di Jombang pada 1 Juni 1914. Pada usia ke 25, Wahid Hasyim menikah dengan Solichah, putri K.H. Bisri Syansuri yang saat itu masih berusia 15 tahun.

Pasangan ini dikarunai enam anak putra, yaitu Abdurrahman ad-Dakhil (mantan Presiden RI), Aisyah (Ketua Umum PP Muslimat NU, 1995-2000), Shalahudin al-Ayyubi (Insinyur lulusan ITB dan Pengasuh PP. Tebuireng Jombang, sesudah K.H. Yusuf Hasyim), Umar Al-Faruq (dokter lulusan UI), Lilik Khadijah dan Muhammad Hasyim.

Wahid Hasyim meninggal di usia ke 39, tepatnya tanggal 19 April 1953 setelah sehari sebelumnya mengalami kecelakaan mobil ketika sedang dalam perjalanan menuju Sumedang untuk menghadiri rapat NU.

Riwayat Pendidikan

K.H. Abdul Wahid Hasyim tidak pernah mengenyam pendidikan di bangku sekolah milik pemerintah Belanda.

Pendidikannya ia habiskan di pondok pesantren dan dua tahun di Mekah.

Selama belajar di pondok pesantren dan madrasah, Wahid Hasyim banyak mempelajari sendiri kitab-kitab dan buku berbahasa Aeab.

Wahid Hasyim mendalami syair-syair berbahasa Arab hingga hafal di luar kepala beserta maknanya.

Wahid Hasyim kecil merupakan anak yang cerdas. Saat usia 5 tahun, ia sudah belajar Al-Quran pada ayahnya bahkan berhasil khatam di usia yang masih sangat belia.

Selain belajar pada sang ayah, Wahid Hasyim juga belajar di Madrasah Salafiyah di Pondok Pesantren Tebu Ireng.

Pada usia 12 tahun, Wahid Hasyim tamat dari madrasah dan mulai ikut mengajar adiknya, A. Karim Hasyim kitab ‘Izi saat malam.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved