Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Banjir Bandang Luwu Utara

Warga Gotong Royong Buka Ruas Jalan Terputus Pascabanjir Bandang Luwu Utara

Pembersihan ruas jalan yang terputus atau tertutup pascabanjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan terus dilakukan.

Penulis: Hasan Basri | Editor: Suryana Anas
Rilis BNPB
Pembersihan ruas jalan yang terputus atau tertutup pascabanjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan terus dilakukan. 

TRIBUN-TIMUR. COM, MAKASSAR - Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati mengatakan, pembersihan ruas jalan yang terputus atau tertutup pascabanjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan terus dilakukan.

"Beberapa komponen pentaheliks yang terdiri dari kelompok masyarakat, dunia usaha, pemerintah dan komunitas bersatu padu membantu percepatan pembersihan jalan, seperti yang terlihat di Jalan Salawati Daud, Kecamatan Masamba," sebut Raditya Jati dalam rilisnya, Senin (20/7/2020).

Saenal, seorang relawan dari Desa Pongo, Kecamatan Masamba salah satunya.

Dia bersama beberapa kelompok masyarakat dari berbagai desa lainnya juga ikut membantu percepatan proses pembukaan jalan Salawati Daud, yang terdampak banjir bandang pada Senin (13/7/2020).

“Saya sendiri dari Desa Pongo dan tiga teman saya lainnya serta masih banyak lagi dari luar kawasan ini ikut membantu proses pembersihan jalan (Jalan Salawati Daud),”ujarnya.

Saat ditemui tim BNPB, Saenal sedang bertugas memotong kayu-kayu yang terbawa bawaan arus banjir bandang.

Dia mengatakan bahwa pembersihan di Jalan Salawati Daud cukup sulit dan memerlukan teknik khusus, terlebih ketika material lainnya yang terbawa banjir bandang merupakan puing bangunan yang di dalamnya terdapat paku dan kawat.

“Kami membantu memotong kayu untuk memudahkan tim yang menggunakan eskavator memindahkan material lumpur dan kayu-kayu. Namun cukup sulit bagi kami ketika menyusuri jalan ini karena ditemukan banyak material lainnya seperti paku dan kawat sehingga harus lebih berhati-hati,” jelasnya.

Di sisi lain, Saenal juga mengakui mengalami kendala terkai alat pemotong kayu atau senso yang masih terbatas. Sehingga hal itu memperlambat upaya pembersihan.

“Alat (senso) masih cukup terbatas. Disini tim kami hanya memiliki empat senso untuk melakukan pekerjaan,” tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Thamrin yang bertugas sebagai penanggungjawab pekerjaan pembersihan Jalan Salawati Daud, menyampaikan kepada tim BNPB, jalan Salawati Daud merupakan jalan yang terdampak paling parah dalam peristiwa banjir bandang ini.

Selain itu, dia mengakui masih ada beberapa ruas jalan yang terputus akibat material lumpur dan kayu-kayu serta masih terdapat genangan air di Kecamatan Masamba.

“Ada beberapa ruas jalan terdampak, antara lain Jalan Salawati Daud yang tertutup material lumpur dan kayu, Jalan Syuhada depan Kantor Pos Masamba, Jalan Palopo - Masamba depan Masjid Agung Syuhada Masamba dan Jalan SD Center yang masih tertutup genangan air serta Jalan Poros. Namun yang paling parah terdampaknya ada di Jalan Salawati Daud ini,” ujar Thamrin.

Untuk mempercepat proses pembersihan tersebut, Thamrin yang bekerja di salah satu perusahaan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam bidang konstruksi itu telah mengerahkan 15 eskavator, empat bulldozer dan lebih dari 20 mobil truk.

Sementara itu, beberapa kendala yang dihadapi selama proses pembersihan adalah ketersediaan bahan bakar untuk alat berat serta tempat pembuangan sementara material lumpur dan kayu yang telah menutup jalan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved