In Memoriam
In Memoriam Almarhum Muhammad Yusuf Ali: Lelaki Tangguh dari Tanete Bulukumba
Saat itu terjadi razia KTP. Sebagai Ketua Senat, ia datang dengan jas merah, menghadapi para oknum mahasiswa itu. Menyuruh agar membubarkan diri
Meskipun saat SMA kami sangat akrab, namun sudah agak lama saya tidak bertemu langsung dengan almarhum. Begitulah karena semua sudah pada sibuk masing-masing.
Jika tidak salah, terakhir kali kami bertemu langsung sekitar sebelas tahun lalu, 2009, di Kota Malino, Kabupaten Gowa.
Saya sedang bersama nyonya melakukan pemeriksaan kesehatan di Desa Parigi dibantu oleh adik-adik IMM yang dipimpin oleh adinda Muhammad Misbah yang sekarang menjadi Ketua IDI Mamuju.
Sedangkan almarhum saat itu bersama keluarganya sedang rekreasi di Kota Bunga itu. Kebetulan sekali tempat kami menginap berdekatan, di depan lapangan latihan TNI.
Kami saling bertukaran nomor telepon genggam dan berjanji akan bertemu. Namun tidak sempat terlaksana, karena tak lama setelah itu saya berangkat ke Malaysia untuk melanjutkan sekolah.
Pernah juga kami janjian sekitar tiga tahun lalu, untuk sama-sama minum kopi di warung milik teman, Muhammad As’ad Amir, mantan ketua kelas waktu SMA.
Pak As’ad ini punya warung kopi yang sangat enak, berada di Jalan Hertasning depan Masjid PLN. Namun itupun tidak sempat, entah apa sebabnya.
Hingga suatu ketika, dalam media sosial, saya pernah membaca beliau akan mencalonkan diri sebagai Bupati Bulukumba dalam pilkada tahun ini.
Hari ini, beliau telah memenuhi panggilan Ilahi Rabbi. Saya turut bersaksi, almarhum adalah orang baik. Ayah yang baik. Suami yang baik. Adik yang baik.
Kakak yang baik. Juga anak yang senantiasa berbakti kepada kedua orang tuanya. Menghadap Sang Khalik, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Almarhum akan mendapat tempat yang paling mulia di sisi-Nya. Tempat yang paling diidam-idamkan oleh setiap hamba-Nya yang beriman. Insya Allah. (*)
Wassalam
Keiravilla, New South Wales, Australia, Jum’at, 17 Juli 2020 hampir tengah malam.