Banjir Bandang Masamba
Kenapa Banjir Bandang Masamba Begitu Dahsyat? Begini Penjelasan Ahli dari Unhas
Longsor ini berpotensi membentuk bendungan alami sebagai titik awal terjadinya banjir bandang di Kota Masamba.
TRIBUN-TIMUR.COM - Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin (Unhas) melakukan analisa awal mengenai penyebab bencana banjir bandang di Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Senin (13/7/2020) lalu.
Analisa dilakukan melalui data citra DAS Baliase. Data yang dikumpulkan berupa beberapa longsor di pinggir Sungai Kula wilayah hulu.
Longsor ini berpotensi membentuk bendungan alami sebagai titik awal terjadinya banjir bandang di Kota Masamba.
Menurut Putri Fatimah Nurdin dari Tim Investigasi Laboratorium DAS Fakultas Kehutanan Unhas, dari segi geologi, DAS Baliase sangat didominasi oleh formasi granit kambuno (83,05%).
Formasi granit ini sifatnya kedap air. Saat curah huja tinggi, air masuk ke dalam tanah dan terakumulasi pada dasar bebatuan yang kedap air. Inilah yang menyebabkan terjadinya tanah longsor.
Dari hasil investigasi tersebut, dijelaskan pula bahwa dalam beberapa hari terakhir sebelum terjadinya bencana banjir bandang, terjadi gempa dengan titik episentrum di dekat Kota Masamba.
Kekuatan gempa yang tercatat yakni 3,2 SR. Gempa itu terus terjadi hingga 13 Juli 2020 atau beberapa saat sebelum banjir bandang terjadi.
Putri mengatakan, gempa-gempa kecil itu yang diduga menjadi pemicu terjadinya longsor selain tingginya curah hujan di daerah itu.
Dari hasil pantauan melalui satelit, Tim Investigas Fakultas Kehutanan Unhas mendapatkan gambaran bendungan alami.
Bendungan alami ini terjadi akibat longsor di hulu. Bendungan ini kemudian menahan air yang begitu banyak.
Tak lama kemudian, bendungan alami ini jebol. Celakanya, terjangan air dengan kekuatan dahsyat, mengarah ke Kota Masamba dan sekitarnya. Air kemudian tertahan di bendungan PDAM dan selanjutnya menghantam daerah-daerah lainnya.
Update Korban Tewas
Hingga malam tadi, jumlah korban tewas akibat bencana banjir bandang ini telah mencapai 19 orang.
“Pagi ditemukan 2 korban, dan tim kembali menemukan 3 orang, sehingga jumlah korban meninggal dunia mencapai 19 orang,” kata Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Makassar Rizal saat ditemui di lokasi, Rabu (15/7/2020).
Dia menambahkan, tiga jenazah yang kembali ditemukan sudah dievakuasi ke RSU Hikmah Masamba.