Kolom Ahmad M Sewang
Menghindari Sikap Ekstrem dan Membangun Moderasi Beragama
Ditulis Guru Besar UIN Alauddin Makassar dan Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Masjid Mubalig Indonesia Muttahidad (IMMIM)
Menurut penulis bahwa sikap ekstrim atau orang yang bersikap berlebihan, terutama dalam beragama adalah orang yang tidak mampu memelihara keseimbangan antara hubungan baik kepada Yang Maha Kuasa dan hubungan harmoni pada sesama makhluk ciptaan-Nya, khususnya sesama manusia.
Orang semacam inilah disebut الغلو. Dalam sejarah sering dinisbahkan pada kelompok Khawarij.
Memang diakui bahwa dalam hubungannya pada Allah swt. tidak ada yang meragukannya. Ibadahnya bagus. Salat malamnya tidak ada yang tertinggal. Bacaan al-Qurannya fasih.
Ketika Gubernur Mesir Amar bin As meminta bantuan ke pemerintah pusat di Madinah agar dikirimi guru mengaji, Umar r.a. sebagai Khalifah mengutus salah seorang Kawarij, sambil berkata, "Aku akan mengutus padamu seorang qari' terbaik."
• Sudah 18 Mayat Korban Banjir Bandang Luwu Utara Ditemukan, Ada Bersaudara
Sayang sekali dari segi akhlak sosialnya rusak. Mereka merasa benar sendiri dalam memahami al-Quran.
Mereka memahaminya secara harfiah, sehingga sangat rigit dalam memahami teks.
Seorang Khawarij, di masa Khalifah ke-4, Abdurrahman Ibn Muljam, dia mengklaim hanya dia yang benar dan menganggap Ali bin Abi Talib k.w. tidak bertahkim menurut al-Quran.
Karena itu, Ali k.w. termasuk orang yang kafir yang harus dibunuh. Demikian pendapat Ibn Muljam.
Hal ini pula mendorongnya berangkat ke Kufah untuk membunuh khalifah. Tak seorang jamaah pun tahu bahwa akan terjadi pembunuhan pada saat sedang salat.
Dalam keadaan sujud pada salat subuh di Mesjid Agung Kufah, Khalifah Ali r.a. langsung mendapat serangan dengan pedang beracun pada 19 Ramadan.
Beliau meninggal dunia dua hari setelahnya, yaitu 21 Ramadan 40 H.
Kenyataan ini dapat kita menyimpulkan betapa bahayanya sikap ektrem dalam beragama dan betapa sangat diperlukan sikap moderasi beragama.
Apalagi di zaman sekarang, bisa saja muncul Khawarij modern yang bisa memporak-porandakan kohesi persatuan umat.
• Polisi Selidiki Pembakar Mobil Warga di Bajeng Takalar
Moderasi beragama berpandangan bahwa perbedaan pendapat adalah teman mencari kebenaran.
Bahkan sejalan dengan tingkat kemajuan berpikir umat, mereka berpendangan perbedaan pendapat dalam masalah furu dan ijtihadiah adalah al-sarwah atau sebuah kekayaan untuk memperluas wawasan.
Hanya tidak boleh berhenti sampai pada perbedaan tetapi perlu dilanjutkan dengan penelusuran secara jernih mengapa terjadi perbedaan?