Jenderal Hoegeng
Sosok Jenderal Hoegeng, Polisi Jujur dan Kisah Kejujurannya hingga 'Dipensiunkan' oleh Soeharto
Presiden ke-4 Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pernah membuat humor tentang Jenderal Hoegeng.
"Sudah 60 tahun saya bersama Mas Hoegeng, saya tahu sifatnya, mau ke mana arahnya," ujar Meri, dikutip dari Kompas.com.
Rupanya Hoegeng khawatir orang-orang yang membeli bunga nantinya merupakan relasinya di Imigrasi dan ia tak mau itu terjadi.
Akhirnya Meri menutup toko bunganya.
Pun saat Hoegeng menjadi Kapolri, Meri tidak secara langsung menjabat sebagai Ketua Umum Bhayangkari.
Hoegeng meminta pemegang jabatan itu dipilih dengan pemilihan.
• Detik-detik Kambing Mata Satu Lahir di Sumedang, Dikira Mati di Perut Induk, Bikin Geger Warga
• KABAR TERBARU Ibadah Haji 2020 Tetap Digelar, Pemerintah Arab Saudi Beri Izin untuk Golongan ini
3. 'Dipensiunkan' Soeharto
Pada 5 Mei 1968, Hoegeng diangkat sebagai Kapolri ke-5.
Dikutip dari wikipedia.org, saat menjadi Kapolri, Hoegeng melakukan pembenahan beberapa bidang yang menyangkut struktur organisasi di tingkat Mabes Polri.
Hasilnya, struktur yang baru lebih terkesan lebih dinamis dan komunikatif.
Namun, saat usianya baru menginjak 49 tahun, Hoegeng "dipensiunkan" Presiden Soeharto.
Sebab, ia bersikeras mengusut dugaan keterlibatan anak pejabat dalam pemerkosaan kasus Sam Kuning.
Padahal Hoegeng dikenal pekerja keras dan bekerja dengan kejujuran.
"Beliau pensiun usia 49 tahun, ketika sedang energiknya," kata anak Hoegeng, Aditya Soetanto Hoegeng atau Didit dikutip dari Kompas.com.
Sebelum itu, Soeharto mengusulkan Hoegeng menjadi Duta Besar Swedia dan sempat ditawari menjadi Dubes di Kerajaan Belgia.
Namun, Hoegeng menolak karena memilih tetap mengabdi pada Tanah Air.