Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jenderal Hoegeng

Sosok Jenderal Hoegeng, Polisi Jujur dan Kisah Kejujurannya hingga 'Dipensiunkan' oleh Soeharto

Presiden ke-4 Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pernah membuat humor tentang Jenderal Hoegeng.

Editor: Ansar
Youtube
Sosok Jenderal Hoegeng, Polisi Jujur yang Dipensiunkan Soeharto, Kini Diusulkan jadi Pahlawan 

TRIBUN-TIMUR.COM - Nama Jenderal Hoegeng tentu tak asing bagi sebagian masyarakat Tanah Air.

Semasa hidupnya, Hoegeng dikenal sebagai polisi jujur. Ia juga sebagai legenda serta panutan polisi yang ideal.

Kisah kejujuran Hoegeng beredar dan tak lekang oleh waktu.

Presiden ke-4 Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pernah membuat humor tentang Jenderal Hoegeng.

Gus Dur bilang, "Ada tiga polisi jujur di Indonesia, yaitu Polisi Tidur, patung polisi, dan Jenderal Hoegeng."

Detik-detik Kambing Mata Satu Lahir di Sumedang, Dikira Mati di Perut Induk, Bikin Geger Warga

KABAR TERBARU Ibadah Haji 2020 Tetap Digelar, Pemerintah Arab Saudi Beri Izin untuk Golongan ini

 

Hoegeng adalah Kapolri ke-5 yang bertugas dari 1968-1971.

Selama aktif di kepolisian, Hoegeng anti menerima Pemberian orang.

Ia juga mengembalikan seluruh barang yang digunakan saat menjabat Kapolri.

Sayangnya, sang polisi jujur malah dipensiunkan dini oleh Soeharto karena bersikeras mengusut dugaan keterlibatan anak pejabat dalam Pemerkosaan kasus Sam Kuning.

Kini, Hoegeng diusulkan sebagai pahlawan nasional oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Berikut profil dan sosok Jenderal Hoegeng serta beberapa kisah kejujurannya sebagaimana dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber:

1. Profil Hoegeng

Kapolri Jenderal Pol Drs. Hoegeng Imam Santoso (kanan) bersama Rektor ITB Prof Dr. Dody Tisna Amidjaja hadir dalam sidang pertama dan kedua dan II kasus penembakan 6 Oktober 1970 di pengadilan Bandung, 1 Desember 1970. Dalam percakapan-percakapan selesai sidang, ia menginginkan agar orang yang bersalah dalam peristiwa 6 Oktober dihukum.
Kapolri Jenderal Pol Drs. Hoegeng Imam Santoso (kanan) bersama Rektor ITB Prof Dr. Dody Tisna Amidjaja hadir dalam sidang pertama dan kedua dan II kasus penembakan 6 Oktober 1970 di pengadilan Bandung, 1 Desember 1970. Dalam percakapan-percakapan selesai sidang, ia menginginkan agar orang yang bersalah dalam peristiwa 6 Oktober dihukum. (KOMPAS/Hendranto)

Hoegeng lahir di Pekalongan, 14 Oktober 1921 dengan nama lengkap Hoegeng Imam Santoso.

Awal kariernya sebagai polisi diawali saat masuk Akademi Kepolisian di Yogyakarta.

Agresi Belanda menyebabkan akademi itu tidak jelas nasibnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved