Tahun Ajaran Baru 2020
Tahun Ajaran Baru 2020, Ini Permintaan Ikatan Guru Indonesia ke Menteri Jokowi Nadiem Makarim
Jadwal kapan masuk sekolah simpangsiur, Ikatan Guru Indonesia berharap Menteri Jokowi Nadiem Makarim memberi kepastian Kapan Tahun Ajaran Baru 2020,
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Jadwal kapan masuk sekolah simpangsiur, Ikatan Guru Indonesia berharap Menteri Jokowi Nadiem Makarim memberi kepastian Kapan Tahun Ajaran Baru 2020.
Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI), Ramli Rahim, berharap pemerintah termasuk Mendikbud Nadiem Makarim menimbang baik-baik kepastian jadwal Tahun Ajaran Baru 2020 dimulai.
VIRAL Kabar Terbaru Selfi LIDA dari Kampung, Ada Video Bicara Sendiri & Dorong Motor di Jalan
Minyak Kayu Putih & Air Garam buat Tangkal Corona,Tips Prof Idrus Paturusi yang Sembuh dari Covid-19
Lowongan Kerja SMA SMK D3 S1 - 5 Perusahaan BUMN & Swasta Butuh Karyawan Baru, Minat? Daftar di Sini
Jika salah mengambil putusan, bisa berdampak terhadap masa depan pendidikan Negeri Ini.
Sebagai pertimbangan, Ikatan Guru Indonesia melampirkan data-data.
Hingga 18 Mei 2020, pasien ODP anak mencapai 3.324 anak, 129 anak berstatus ODP meninggal. 584 anak terkonfirmasi positif Covid-19 dan 14 anak meninggal karena Covid-19.
Temuan ini menunjukkan bahwa angka kesakitan dan kematian anak akibat Covid-19 Indonesia cukup tinggi dan membuktikan bahwa tidak benar kelompok usia anak tidak rentan terhadap Covid 19 atau hanya akan menderita sakit ringan saja.
Hingga hari ini, sudah 1.418 meninggal karena Covid-19 dan dari 23.165 yang terkonfirmasi, baru 5.878 yang dinyatakan sembuh.
Sementara itu dibanyak daerah, tahun ajaran baru akan segera dimulai, simpang siur pendapat pun terjadi soal Juli sekolah dibuka kembali hingga mendikbud Nadiem Makarim membantahnya bahwa tahun ajaran baru akan dimulai berdasarkan petunjuk Gugus Tugas Covid-19.
Namun demikian pernyataan Nadiem Makarim ini justru menimbulkan ketidakpastian kapan sekolah akan dimulai dan mengakibatkan pemerintah daerah gamang dalam mengambil kebijakan, mereka memiliki persepsi masing-masing terkait kapan sekolah dimulai lagi.
"Dalam kondisi ketidakpastian ini, tak banyak yang bisa dilakukan karena terjadi ketidakpastian dalam perencanaan dan kinerja dunia pendidikan kita. Ketidakpastian inilah yang memicu IGI menuntut kemdikbud agar memberikan kepastian agar tahun ajaran baru digeser ke bulan januari, mengapa??," kata Ramli via keterangan tertulis yang diterima tribun-timur.com, Kamis (28/5/2020).
VIRAL Kabar Terbaru Selfi LIDA dari Kampung, Ada Video Bicara Sendiri & Dorong Motor di Jalan
Minyak Kayu Putih & Air Garam buat Tangkal Corona,Tips Prof Idrus Paturusi yang Sembuh dari Covid-19
Lowongan Kerja SMA SMK D3 S1 - 5 Perusahaan BUMN & Swasta Butuh Karyawan Baru, Minat? Daftar di Sini
Pertama, memberikan kepastian tahun ajaran baru bergeser ke Januari akan membuat dunia pendidikan memiliki langkah-angkah yang jelas terutama terkait minimnya jumlah guru yang memiliki kemampuan tinggi dalam menjalankan PJJ Online.
"Data Kemdikbud yang disampaikan oleh Plt Dirjen Dikdasmen menunjukkan lebih dari 60% guru bermasalah dalam PJJ karena ketidakmampuan guru dalam penguasaan teknologi. Jika penguasaan teknologi saja lebih dari 60% bermasalah maka bagaimana kita bisa berharap guru menghadirkan PJJ yang menyenangkan dan berkualitas??," kata Ramli.
Kemdikbud harus membuka mata bahwa realitas pembelajaran jarak jauh kita masih bermasalah dan inilah yang selama ini dikerjakan kawan-kawan IGI yang justru tak kami lihat adanya upaya kemdikbud menuntaskan masalah rendahnya kemampuan guru melaksanakan PJJ.
Dan karena itu IGI siap mengambil tanggungjawab itu dengan syarat kemdikbud memberikan tanggungjawab itu secara resmi ke IGI.
Dengan menggeser tahun ajaran baru, kemdikbud bisa fokus meningkatkan kompetensi guru selama enam bulan agar di bulan januari sudah bisa menyelenggarakan PJJ berkualitas dan menyenangkan jika ternyata Covid-19 belum tuntas.