OPINI PAKAR
Goodbye PSBB dan Turbulensi Normal Life
Ditulis Ridwan Amiruddin, Ketua Persakmi Indonesia dan Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Cabang Sulawesi Selatan
Oleh: Ridwan Amiruddin
Ketua Persakmi Indonesia, Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Cabang Sulawesi Selatan dan Guru Besar FKM Universitas Hasanuddin.
Melewati dua periode Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), jilid 1 dan 2 di Makassar, sepertinya tidak memberikan daya gedor terhadap pelandaian kurva pandemik Covid-19.
Analisis titik lemah PSBB, disebabkan oleh multi faktor. Di antaranya:
a. Konsistensi pengambil kebijakan. Kebijakan yang dikeluarkan antar lembaga pemerintah tidak berada pada koridor penerintahan yang solid.
b. Penegakan kebijakan PSBB sering ditafsirkan berbeda antar penyelenggara.
c. Masyarakat mengalami tekanan phsikologis tanpa solusi yang tepat, terutama kelompok marginal.
Hingga Jumat, 22 Mei 2020, kasus Covid-19 di Sulawesi Selatan, khusus Makassar masih 'menuju puncak', dan itu terus bertambah secara signifikan.
• Pembangkangan Sosial Covid-19
Tentu keadaan ini membuat pengambil kebijakan semakin penasaran dan atau mungkin pening.
Salah satu penyebab ekskalasi kasus meningkat tajam karena limpahan kasus baru dari kota/epicentrum misalnya Jakarta, Jawa Timur, dan dari luar negeri karena pelonggaran transportasi selain itu transmisi lokal yang meningkat tajam.
Keadaan lain adalah keluarnya informasi tentang pelonggaran PSBB sehingga masyarakat menerimanya sebagai informasi 'keadaan sudah pulih'. sementara fakta perkembangan kasus belum terkendali.
Jadi apa yang harus dikerjakan pasca-PSBB supaya tetap hidup sehat?
Simak ilustrasi berikut:
Turbulensi control Covid-19 mengikis rasionalitas warga, ibarat Anda sedang di pesawat yang sedang melewati badai besar.
Kemudian dari cokpit pesawat, pilot mengumumkan bahwa cuaca di tempat tujuan dalam keadaan normal jadi harap semua penumpang tetap tenang karena Anda dapat menikmati kehidupan di tempat tujuan dengan bahagia.
Inilah logika yang sedang berlangsung atau dikembangkan dalam pengendalian Covid-19.