Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Penjual Jalangkote Maros

Firman Penjual Jalangkote di Maros Dapat Bantuan Wagub dan Calon Wakil Bupati, Sekolah Sampai Tamat

Bukan hanya bagi Rizal (12) dari Pangkep, ternyata penjual jalangkote asal Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), Firman juga mendapat perhatian.

Editor: Ansar
tribunmaros.com
Rizal (kanan) bocah penjual jalangkote korban bully di Pangkep. Foto kiri Firman (13) dan adiknya Lasinrang (7) saat berjualan jalangkote keliling Kota Maros demi biaya sekolah dan hidup keluarganya. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Pasca viralnya video bullying yang dialami bocah penjual Jalangkote di Pangkep beberapa waktu lalu, berdampak bagi penjual jalangkote lainnya.

Bukan hanya bagi Rizal (12) dari Pangkep, ternyata penjual jalangkote asal Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), Firman juga mendapat perhatian.

Hari ini Firman, bocah 14 tahun tersebut mendapat bantuan dari Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman dan bakal calon wakil Bupati Maros, Suhartina Bohari.

Selain kedua orang tersebut, Firman juga mendapat perhatian dari Ketua Yayasan Pondok Pesantren Hj. Haniah Maros.

Suhartina pun mendatangi langsung kediaman Firman di jalan Inspeksi Saluran, Kecamatan Turikale, Maros, Jumat (22/5/2020).

Bakal calon Bupati Maros Suhartina mendatangi langsung kediaman Firman di jalan Inspeksi Saluran, Kecamatan Turikale, Maros, Jumat (22/5/2020).
Bakal calon Bupati Maros Suhartina mendatangi langsung kediaman Firman di jalan Inspeksi Saluran, Kecamatan Turikale, Maros, Jumat (22/5/2020). (Istimewa)

Setelah berbincang dengan ibu Firman, Marlina, diketahui Firman ternyata putus sekolah sejak tahun lalu karena keterbatasan biaya, termasuk untuk membeli baju sekolah, alat tulis dan biaya pendidikan lainnya.

Bukan hanya Firman, adiknya, Lasinrang (7) juga ikut putus sekolah di kelas 4 SD.

Sehingga, menurut Marlina, kini Firman dan adiknya memilih fokus membantu perekonomian keluarga dengan menjajakan keliling Jalangkote.

Kronologi Buruh Pemenang Lelang Motor Listrik Jokowi Tak Mampu Bayar, Ditangkap Polisi Diduga Penipu

Demi Curi Kabel Milik Telkom, 5 Pencuri Sewa Ekskavator dengan Alasan Perbaiki Saluran Air

Saat ditawari Hj Tina (sapaan akrab Hj Suhartina) untuk masuk di pesantrennya, Firman pun dengan berat hati menolak.

Dia memilih tetap ingin membantu orangtua yang menjadi alasan utamanya.

"Bu aji menawarkan masuk pesantrennya dan katanya semua jadi tanggungan dia. Tapi saya bukannya tidak mau belajar d pesantren, banyak teman saya yang belajar di sana. Saya tetap mau jualan jalangkote karena mau membantu ibu saya," Kata Firman.

Firman pun memilih jika bisa masuk SMP yang ada disekitar kota Maros sehingga bisa tetap tinggal bersama ibu dan saudaranya.

Mendengar alasan tersebut, Hj Tina pun tanpa pikir panjang langsung mengangkat Firman sebagai anak asuhnya.

Dia bersedia menanggung segala biaya pendidikannya di sekolah manapun yang dia inginkan.

"Soal biaya sekolah, buku, baju seragam, alat tulis menulis dan semua perlengkapan sekolah saya yang tanggung. Syaratnya harus berprestasi, target pertama nanti harus masuk 10 besar lah di kelas," katanya sambil tersenyum.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved