Andaikan Buku Sepotong Sembako
Kondisi perpustakaan sekarang persis gudang: berantakan dan berdebu. Kian minim dikunjungi. Perpustakaan itu lebih tepat dijuluki ‘museum buku'.
Nah, berkaca dari John Wood, menggagas Room to Read adalah sebuah lembaga nirlaba yang dirintis, mantan eksekutif Microsoft yang memiliki wilayah kerja Asia Pasifik. Selepas dari Microsoft, John kemudian bekerja secara sukarela dengan menyediakan banyak buku bagi anak-anak di negara-negara miskin. Ia digerakkan oleh sebuah hasrat yang kuat untuk melakukan sesuatu yang berguna membantu anak-anak yang tak punya akses pendidikan. John berjanji pada kepala sekolah Pasupathi, bahwa dia akan kembali membawa buku. Faktanya sederhana, John kembali memenuhi janjinya mendirikan ruang baca di daerah pedalaman Pasupathi.
Lalu, apa yang perlu dicontoh dari John Wood? Banyak hal yang perlu ditiru dan diteladani dari sosoknya. Di antaranya, ia rela meninggalkan karier puncaknya di Microsoft dengan memutuskan mendirikan lembaga nirlaba yang bergerak pada gerakan membaca di dunia.
Dengan ketulusan dan keikhlasannya, ia mendirikan 7.000 taman baca dan perpustakaan di Asia Pasifik demi mencerahkan masyarakat dunia terutama yang tak punya akses perbukuan. Penulis bersyukur karena merintis dan membuka Perpustakaan Lorong di Parangtambung. Atas prakarsa dan gagasan inilah oleh Pemerintah Kota Makassar memberikan penghargaan kepada kami sebagai motivator dan penggagas perpustakaan lorong di Kota Makassar pada 2017 dan 2018 pada Hari Jadi Makassar tahun lalu. Andaikan Buku Sepotong Sembako, kini tumbuh peradaban baru dari lorong-lorong di kota Makassar. Selamat Hari Buku 17 Mei 2020. (*)