Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Lailatul Qadar

Kapan Terjadinya Lailatul Qadar? Berikut Ciri-Ciri atau Tanda Lailatul Qadar, Keutamaan & Dalilnya

Berikut keutamaan Lailatul Qadar, ciri-ciri atau tanda Lailatul Qadar Lailatul Qadar, dan cara mendapatkan Lailatul Qadar

Penulis: Sakinah Sudin | Editor: Sakinah Sudin
MUSLIM.OR.ID
Ilustrasi 

Kapan datangnya Lailatul Qadar atau kapan terjadinya Lailatul Qadar?

Tidak ada satu pun yang tahu waktu terjadinya lailatul qadar karena ini adalah rahasia Allah.

Hanya saja, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan saran agar mencari lailatul qadar di malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan Ramadan karena lailatul qadar berpeluang untuk terjadi pada malam-malam tersebut.

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu menghidupkan sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.

Beliau bersabda, “Carilah malam qadar di malam ganjil pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.” (H.r. Al-Bukhari dan Muslim)

Barang siapa yang tidak mampu beribadah di awal sepuluh malam terakhir, hendaknya tidak ketinggalan untuk beribadah di tujuh malam terakhir.

Dari Ibnu Umar; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang lailatul qadar, “Carilah di sepuluh malam terakhir. Jika ada yang tidak mampu maka jangan sampai ketinggalan ibadah di tujuh malam terakhir.” (H.r. Muslim)

Bagaimana Cara Mendapatkan Lailatul Qadar?

Di antara hikmah Allah, Dia menyembunyikan malam qadar, agar hamba-Nya mencarinya setiap malam. Oleh karena itu, selayaknya seorang muslim menghidupkan malam-malam terakhir dengan berbagai macam ibadah untuk mendapatkan lailatul qadar, di antaranya:

1. I’tikaf

Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha; bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terbiasa i’tikaf pada malam terakhir bulan Ramadan sampai Allah mewafatkan beliau. (H.r. Al-Bukhari dan Muslim)

2. Menghidupkan malam dengan ibadah dan membangunkan keluarga untuk beribadah

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha; bahwa ketika masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membangunkan keluarganya, menghidupkan malam-malamnya, dan mengencangkan sarungnya. (H.r. Al-Bukhari dan Muslim)

3. Mandi, berhias, dan memakai minyak pada waktu antara magrib sampai isya

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwa ketika bulan Ramadan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terkadang tidur dan bangun beribadah. Akan tetapi, ketika masuk 10 hari terakhir, beliau mengencangkan sarungnya, menjauhi istri-istrinya, dan mandi pada waktu antara maghrib sampai isya.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved