Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kolom Ahmad M Sewang

Marhaban Ya Ramadan, Selamat Memasuki Bulan Suci Ramadan

Ditulis Ahmad M Sewang, Guru Besar UIN Alauddin Makassar sekaligus Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Masjid Mubalig Indonesia Muttahidad (IMMIM)

Editor: Jumadi Mappanganro
anita
Prof Ahmad M Sewang 

Oleh: Ahmad M Sewang
Guru Besar UIN Alauddin Makassar - Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Masjid Mubalig Indonesia Muttahidad (IMMIM)

Insya Allah, besok kita akan memulai ibadah puasa. Menurut ahli Falak dari Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Abbas Fadil, lewat telepon beliau meyakinkan bahwa ketinggian bulan sebentar magrib pada saat matahari tenggelam sudah mencapai tiga derajat.

Mari kita sambut bulan suci Ramadan 1441 H, bulan agung penuh keberkahan, bulan yang ditungu-tunggu bagi orang yang beriman.

Kita sambut kedatangan bulan suci ini, seperti dicontohkan Rasulullah saw.

Menurut kesaksian Salmam al-Farisi bahwa Rasulullah menyambutnya dengan mengumpulkan para sahabat dan memberi sebuah tausiah yang ditujukan pada seluruh kaum muslimin.

Niat Puasa Ramadhan Setiap Hari dan Doa Buka Puasa, Bahasa Arab & Latin Lengkap dengan Artinya

LENGKAP Niat, Tata Cara, Bacaan Salat Tarawih dan Witir di Rumah Selama Ramadhan 2020 / 1441 H

Hal itu dimaksudkan untuk memberi motivasi kepada para sahabat dan kaum muslimin agar menjadikan Ramadan sebagai bulan momentum berbuat kebaikan, meraih pahala di bulan bertabur pahala dan menebar kebaikan di bulan bertabur kebaikan.

Dalam lintasan sejarah Islam, cara menyambut bulan suci Ramadan mengalami perkembangan dari masa ke masa.

Boleh dikatakan sambutan itu dilakukan dengan penuh antusias bahkan dalam masyarakat tertentu seakan menjadikan bulan Ramadan sebagai bulan khusus untuk beribadah.

Masih segar dalam ingatan, di masa kanak-kanak penulis, awal tahun 1960-an di kampung Pambusuang (nama desa di Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat), bulan Ramadan seakan mengubah kehidupan penduduk.

Suasana keagamaan terasa sangat kental. Penduduk yang merantau, mereka kembali pulang kampung khusus hanya beribadah Ramadan bersama keluarga.

Tahun-tahun sebelum tahun ini, kita bisa menemukan hampir semua masyarakat menyambut Ramadan dengan cara mereka masing-masing.

Para artis misalnya yang selama ini hidup dalam glamor selibriti kemewahan, mereka berbenah diri menyambut bulan mulia itu dengan memakai pakaian islamy, menutup aurat, memakai jilbab atau baju koko bagi pria.

Mereka pun ikut berpartisipasi memeriahkan Ramadan sebagai pemandu acara mimbar Islam di media elektoronik.

Sementara lembaga-kembaga keagamaan ikut serta menyambut keterbukaan hati kaum muslim itu. Seperti IMMIM, DMI, mengadakan refreshing mubalig bekerjasama pemerintah kota.

Tetapi, Ramadan tahun ini, 1441 H, seluruh bangsa mendapatkan ujian berupa pandemi covid-19.
Salah satu cara memutus penyebaran virus corono dengan menghindari berkumpul.

Pandemi covid-19 telah mengubah seluruh kebiasaan beribadah tahun ini. Seakan semua kebiasaan yang sekalu dilakukan jungkir balik.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved