Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Update Corona

Memprihatinkan! Efek Pembatasan Sosial, Satu Keluarga Tak Makan 2 Hari Karena Kelaparan di Rumah

Inilah salah satu efek Efek Pembatasan Sosial jika pemerintah salah data, Satu Keluarga Tak Makan 2 Hari Karena Kelaparan di Rumah

Editor: Mansur AM
tangkapan layar youtube kompas.com
Tangkapan layar - Satu keluarga kelaparan di rumah tak keluar dua hari 

TRIBUN-TIMUR.COM - Salah satu efek pembatasan sosial jika pemerintah tak melakukan pendataan yang akurat.

Bisa berakibat warga tidak mampu tidak makan lebi dari satu hari.

Sepertiyang terjadi pada satu keluarga di Serang, Provinsi Banteng.

Kondisi Yuli sekeluarga membuat banyak pihak prihatin

Di Banten, satu keluarga terpaksa harus kelaparan karena tidak makan selama dua hari.

Mereka adalah pasangan Kholid dan Yuli bersama empat orang anaknya.

Yuli dan Kholil tinggal di kelurahan Lontar Baru Kota Serang, Banten, bersama empat orang anaknya.

Yuli mengaku, keluarganya tak makan selama dua hari selama wabah pandemi Covid-19.

Tak ada yang dapat dilakukan, kecuali hanya berdiam diri di rumah.

Sementara itu, untuk mengganjal rasa lapar, ia mengaku hanya minum air saja.

“Sudah berapa hari nggak makan? 2 hari om. Cuma diam aja, sampai saya sedih, abah nyuruh sabar ya ma... sambil dielus elus” kata Yuli yang tak tahan membendung air mata.

Yuli mengaku, dirinya tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Padahal, sebelumnya dirinya sempat mengajukan diri sebagai penerima bantuan saat corona, namun ditolak. Dirinya dianggap masih menerima gaji dari dinas.

“Belum ada, saya udah ngajuin, kalau yang masih dapat gaji mah ga dikasih” tambahnya

Yuli mengaku, dirinya hanya seorang pegawai lepas yang dibayar per hari.

Dalam satu hari, ia mendapatkan upah sebesar 25 ribu rupiah.

“ jadi per hari dibayarnya. Kalau misalkan masuk 25 ribu, kalau sakit ga dikasih. Kemarin aja mertua meninggal ga masuk, dipotong”. Ujarnya.

Sementara itu, suami Yuli, Kholid bekerja sebagai pemulung.

Setiap hari, ia mencari barang bekas untuk bisa dijual kembali.

Namun, selama wabah pandemi corona ini, tak banyak yang bisa dicari.

Belum lagi, dirinya dan keluarga harus berjuang melawan pandemi.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved