Update Corona Makassar
Mukhtar Tompo Minta Pemerintah Pusat Peduli Petani Lokal di Tengah Pandemi Covid-19
Menurutnya, negara tak hadir dalam memberikan garansi kesejahteraan bagi mereka.
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Politisi Partai Amanat Nasional (PAN), Mukhtar Tompo menanggapi petani dan nelayan jadi objek sebagai garda terdepan dalam memenuhi kebutuhan pangan bagi 267 jiwa rakyat indonesia di tengah Pandemik Covid-19.
Menurutnya, negara tak hadir dalam memberikan garansi kesejahteraan bagi mereka.
" Kita telah mengabaikan nasib bagi petani dan nelayan. Mereka tak hanya bergelut menghadapi virus corona, tapi juga bergelut dalam memenuhi kebutuhan perutnya," katanya, Rabu (15/4/2020).
Mantan Anggota DPR RI ini mengatakan petani berhadapan dengan dua derita dan dua resiko kematian sekaligus, padahal mereka juga hanya punya satu nyawa.
" Kasihan sekali, mereka telah bertarung dengan maut di tengah wabah virus corona demi memenuhi kebutuhan pangan kita semua, tapi mereka sendiri kelaparan di tengah sawah. Mereka mengalami derita di atas penderitaan. PSBB, lockdown, karantina wilayah, karantina mandiri atau apapun namanya tak punya arti jika petani dan nelayan kita tidak produktif bekerja. Ataukah sengaja dimatikan secara perlahan agar Indonesia terus impor?" Katanya.
Sehingga, dia meminta petani mendapatkan garansi kesehatan.
" Mereka juga butuh APD (Alat Pelindung Diri) versi lain, APD Petani itu adalah jaminan kepastian harga saat panen. Bagaimana back up pemerintah pasca panen? bagaimana saat musim musim tanam? Yang terjadi sekarang ini adalah harga hasil pertanian melonjak saat musim tanam tapi harga anjlok saat panen, dimana kehadiran negara?" katanya.
Menurutnya, perlu ada pelibatan petani lokal di tengah penandatanganan kerja sama antara Kementerian Pertanian dengan pasar online.
Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng perusahaan e-commerce Blibli.com, perusahaan yang berbasis online shop guna semakin memudahkan penyediaan dan distribusi bahan pangan ke masyarakat, apalagi di masa pandemi corona.
Dengan memiliki Program Komando Strategi Penggilingan (Kostraling), Kementan secara resmi melalukan penandatangan MoU dengan Blibli di Kantor Pusat Kementan, Selasa (14/4/2020).
Kementerian juga bekerja sama dengan pengembang aplikasi pesan antar online.
"Di berbagai tempat banyak pedagang lokal juga mengeluh karena produk hasil pertanian diputus mata rantainya tapi petani tetap sengsara dan pedagang lokal juga demikian. Jadi tidak menghadirkan solusi," katanya.
Ia juga menyinggung, pernyataan presiden Joko Widodo terkait petani harus memproduksi dalam kondisi apapun.
" Pak presiden bilang “petani harus terus memproduksi hasil pertanian walau dalam kondisi apapun” enak saja komentar begini tapi memperhatikan nasib petani," kata mantan Anggota DPRD Provinsi Sulsel 2009-2014 ini.

Sehingga, dia meminta ada kebijakan pertanian ke petani langsung di tengah Pandemik Covid-19.
Kementerian Pertanian sendiri sudah menetapkan target produksi Padi sebanyak 59,15 juta ton. Kemudian produksi jagung sebanyak 30,35 juta ton, kedelai 1,12 juta ton, bawang merah 1,52 juta ton dan cabai 2,57 juta ton.
Di samping itu, ada juga target meningkatkan bawang putih 0,08 juta ton, daging sapi atau kerbau 0,45 juta ton, tebu 2,46 juta ton, kelapa 2,91 juta ton, kakao 0,65 juta ton, kopi 0,76 juta ton dan target karet sebanyak 3,59 juta ton.
" Kami juga sudah menyiapkan benih, saprodi, alsintan dan peralatan lain untuk mengantisipasi El-Nino tahun 2020. Kemudian meningkatkan bio diesel dari B20 ke B30, selanjutnya melakukan sosialisasi dan bantuan benih, juga membentuk kelompok petani peduli api," kata Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo dalam rapat dengan Komisi IV DPR RI, Senin (18/11/2019).(*)
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
(*)