Asal Mula Corona
Asal Mula Virus Corona Masih jadi Pertanyaan & Sensitif, China Perketat Publikasi Penelitian
Melansir dari CNN (12/04/2020), di bawah kebijakan baru tersebut, semua makalah akademik tentang Covid-19 akan dikenakan pemeriksaan tambahan.
TRIBUN-TIMUR.COM - China sedang membatasi publikasi penelitian akademis terkait asal mula virus corona jenis baru.
Melansir dari CNN (12/04/2020), di bawah kebijakan baru tersebut, semua makalah akademik tentang Covid-19 akan dikenakan pemeriksaan tambahan.
Setelah itu, makalah baru bisa dikirim untuk publikasi.
Studi tentang asal-usul virus akan mendapatkan pengawasan ekstra dan harus disetujui oleh pejabat pemerintah pusat.
Hal itu sesuai arahan pemerintah pusat dan pemberitahuan online yang disampaikan oleh dua universitas China yang kemudian dihapus dari website.
• Jenazah Ibu Sempat Ditolak Warga karena Terjangkit Corona, Anak Perawat Dapat Beasiswa hingga Kuliah
• Bidan Desa di Luwu Diduga Diperkosa Remaja 16 Tahun saat Hujan Deras & Suami Keluar Rumah, Kronologi
Seorang Ahli Medis di Hong Kong yang bekerjasama dengan para peneliti China terkait analisis kasus Covid-19 mengatakan, karyanya pada Februari tidak mengalami tahapan pemeriksaan seperti itu.
"Prosesnya sangat sederhana. Sama sekali tidak ada batasan," kata David Hui Shu-cheong, seorang ahli pengobatan pernapasan di Chinese University of Hong Kong.
Dari keterangan itu, peningkatan pengawasan diduga merupakan upaya terbaru Pemerintah China guna mengendalikan narasi mengenai asal-usul pandemi virus corona.
"Saya tidak tahu apakah itu karena beberapa peneliti menerbitkan sesuatu yang dianggap sensitif di dalam China.
(Saya) tidak yakin apakah itu karena kontroversi tentang asal usul virus nanti, dan hal-hal yang tidak sensitif menjadi sensitif juga, " kata dia.
Penerbitan serangkaian studi terkait Covid-19 Sebagaimana diketahui, sejak akhir Januari, para peneliti China telah menerbitkan serangkaian studi terkait Covid-19 di jurnal medis internasional yang sangat berpengaruh.
Beberapa temuan baru tentang kasus-kasus awal virus corona banyak dibagikan peneliti.
Seperti penelitian mengenai virus dapat mengalami transisi dari manusia ke manusia.
Penelitian itu sendiri sempat menimbulkan pertanyaan mengenai kevalidan informasi akun resmi pemerintah dan menimbulkan kontroversi di media sosial China.
• Jenazah Ibu Sempat Ditolak Warga karena Terjangkit Corona, Anak Perawat Dapat Beasiswa hingga Kuliah
• Bidan Desa di Luwu Diduga Diperkosa Remaja 16 Tahun saat Hujan Deras & Suami Keluar Rumah, Kronologi
Seorang peneliti China yang tidak bersedia menyebutkan namanya, mengatakan, langkah pembatasan merupakan perkembangan mengkhawatirkan yang kemungkinan akan menghambat penelitian ilmiah yang penting.
"Saya pikir ini adalah upaya terkoordinasi dari (pemerintah) China untuk mengendalikan narasi, dan menggambarkannya seolah-olah wabah itu tidak berasal di China," kata peneliti tersebut sebagaimana dikutip dari CNN.
Menurut dia, yang penting adalah komunitas ilmiah internasional harus menyadari bahwa jurnal atau manuskrip apa pun dari lembaga penelitian Cina telah diperiksa ulang oleh pemerintah.
"Penting bagi mereka untuk mengetahui ada langkah-langkah tambahan antara penelitian ilmiah independen dan publikasi akhir," ujar dia.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri sendiri saat dihubungi CNN enggan memberikan komentarnya.
Dibutuhkan beragam persetujuan
Adapun, arahan yang dikeluarkan oleh Departemen Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Departemen Pendidikan disebutkan “makalah akademik mengenai asal virus harus dikelola dengan ketat.
" Untuk meloloskan makalah maka diharuskan melalui beragam persetujuan. Dimulai dari Komite Akademik Universitas, lalu Departemen Ilmu Pengeahuan dan Teknologi Departemen Pendidikan.
Baru nantinya akan diteruskan ke gugus tugas di bawah Dewan Negara untuk pemeriksaan. Jika gugus tugas menyetujui, maka universitas dapat menerbitkan jurnal.
Adapun makalah lain tentang Covid-19 akan diperiksa oleh komite medis akademik universitas berdasarkan beberapa hal seperti nilai akademis penelitian dan waktu penerbitan.
• Jenazah Ibu Sempat Ditolak Warga karena Terjangkit Corona, Anak Perawat Dapat Beasiswa hingga Kuliah
• Bidan Desa di Luwu Diduga Diperkosa Remaja 16 Tahun saat Hujan Deras & Suami Keluar Rumah, Kronologi
Arahan sendiri didasarkan pada instruksi yang dikeluarkan selama pertemuan 25 Maret yang diadakan oleh gugus tugas Dewan Negara pada pencegahan dan kontrol Covid-19.
Dokumen tersebut pertama kali diposting di situs web Universitas Fudan di Shanghai.
"Itu tidak seharusnya dipublikasikan, ini adalah dokumen internal," kata seorang anggota staf Departemen Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kementerian Pendidikan yang enggan menyebutkan namanya.
Selang beberapa jam usai perkataan orang tersebut, kabar mengenai pembatasan dihapus dari website Universitas Fudan.
Meskipun virus corona diketahui pertama kali muncul di Wuhan pada akhir Desember, akan tetapi perdebatan mengenai asal-usul virus tersebut muncul.
Pemerintah dan media sosial China ramai mempertanyakan hal itu.
Zhao Lijian, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China menyebut kemungkinan adanya teori konspirasi di mana virus diduga sebenarnya berasal dari AS yang kemudian dibawa ke China oleh militer AS.
Yanzhong Huang, seorang rekan senior untuk kesehatan global di Dewan Hubungan Luar Negeri yang bermarkas di Washington mengatakan, asal mula virus corona adalah topik sensitif secara politik di China.
• Jenazah Ibu Sempat Ditolak Warga karena Terjangkit Corona, Anak Perawat Dapat Beasiswa hingga Kuliah
• Bidan Desa di Luwu Diduga Diperkosa Remaja 16 Tahun saat Hujan Deras & Suami Keluar Rumah, Kronologi
"Tidak mengherankan bahwa pemerintah berupaya mengendalikan penelitian ilmiah sehingga temuan peneliti tidak menantang narasinya sendiri tentang asal-usul virus dan respons pemerintah terhadap krisis," Profesor Huang mengatakan kepada CNN.
Menurut dia, bahayanya adalah ketika penelitian ilmiah tunduk pada kebutuhan orang-orang yang berkuasa, itu lebih jauh merongrong kredibilitas narasi pemerintah. (*0
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Asal Mula Virus Corona Jadi Pertanyaan, China Perketat Publikasi Penelitian ",