Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Covid-19 dan Kuliah Online

Kita bisa menduga, meski kelas online sudah dijalankan oleh beberapa dosen, namun masih lebih banyak yang tidak terbiasa dengan sistem ini

Editor: syakin
DOK
Arifuddin Balla, Dosen Tetap Institut Parahikma Indonesia 

Yang menjadi masalah tentu ketika dosen tidak mampu atau belum terbiasa dengan aplikasi atau teknologinya. Penggunaannya menjadi tidak efektif. Tidak maksimal. Dan bisa menghambat kelancaran kuliah online.

Semua ini seharusnya telah diantisipasi setiap universitas. Perkuliahan dengan LMS misalnya tidak sekadar menjadi perkuliahan dengan orientasi angka-angka. Para sarjana calon guru dibekali dengan penggunaan teknologi. Bukan justru menjadikan mereka dengan anti teknologi.

Selama ini tak sedikit dosen atau guru yang menjadi menjadi teknologi sebagai musuh alih-alih sebagai sumber belajar. Dalam suasana situasi seperti saat ini mereka menjadi harus bekerja keras sendiri meminta mahasiswanya menggunakan teknologi. Bisa jadi justru mahasiswanya sendiri yang mengajarinya. Lah bikin akun saja tidak tahu. Walau tentu tidak semua dosen juga selegowo itu mau belajar. Masih banyak yang terlalu tinggi gengsinya sehingga tersiksa sendiri.

Dalam hemat saya, corona memaksa dosen dan pengajar lain untuk berkenalan dengan teknologi. Paksaan menjadi penting untuk mengingatkan kita bahwa pada situasi tertentu apa yang mungkin tidak pernah kita pikirkan terjadi pada akhirnya terjadi. Dan jika dosen dan mahasiswa tidak adaptif dengan perkembangan zaman mereka akan digilas oleh perubahan.

Di satu sisi yang lain, para dosen memiliki kekuatan untuk mengendalikan teknologi. Mereka bisa memilih aplikasi pembelajaran apa yang tersedia, dengan segala kelebihan kekurangannya. Dosen bisa memilih lebih dari satu aplikasi. Dosen bisa memanfaatkan fitur-fitur yang selama ini ada di dalam laptopnya tetapi tidak digunakan, seperti screen recording dengan menggunakan fitur rekaman di microsoft power point.

Dengan begitu dosen pada akhirnya akan menyadari bahwa betapapun hebatnya teknologi, sumber daya manusia jauh lebih penting. Sehingga bukan cuma pada teknologinya tetapi kualitas dosen atau pengajar yang menggunakannya.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved