Tuntutan BEM Unhas
Kebijakan Rektor Unhas Terkait Kuliah Online Dinilai Belum Maksimal, BEM Buat 6 Tuntutan
Bahkan kebijakan yang memberi subsidi pulsa belajar secara gratis untuk mahasiswa Unhas dinilai diskriminasi.
Penulis: Jumadi Mappanganro | Editor: Jumadi Mappanganro
Perlu kita ketahui, dalam penggunaan aplikasi video conference ini dapat menyerap daya kuota 500 MB – 1 GB per jam nya.
Sementara mahasiswa dalam menjalankan proses belajar-mengajar rata-rata membutuhkan 2-3 jam pertemuan bahkan lebih.
Pertemuan hampir dilakukan tiap harinya kecuali hari libur (sabtuahad). Jika dikalkulasi selama 5 hari masa perkuliahan, penggunaan kuota bisa mencapai 10-15 GB per minggunya.
Harga kuota dengan kapasitas 10-15 GB baik harga biasa maupun promo biasanya bermain di kisaran angka Rp 50.000 – Rp 100.000.
Estimasi ini masih hitungan selama seminggu, sementara kebijakan kampus untuk #workfromhome satu sampai dua bulan bahkan lebih.
Sehingga wajar-wajar saja apabila keluh kesah mahasiswa tak terhindarkan.
Fatir Kasim mengakui di Unhas sendiri sejak dulu memiliki aplikasi e-learning SIKOLA (Sistem Kelola Pembelajaran).
SIKOLA sendiri merupakan aplikasi Learning Management System (LMS) yang diperbaharui, dimana proses belajar mengajar dan interaksi antara dosen dan mahasiswa berlangsung secara online.
Aplikasi ini dibuat guna meningkatkan sistem pembelajaran berbasis online. Fitur yang tersedia beragam, misalnya menu video konferensi, survei, daftar hadir, dan menu-menu menarik lainnya.
Melalui laman ini, diharapkan para dosen berpindah dari LMS ke SIKOLA. Perpindahan dari LMS ke SIKOLA ibarat berpindah dari kendaraan tua ke kendaraan baru.
Di tengah pandemi COVID-19, aplikasi ini coba di sosialisasikan kepada mahasiswa unhas agar proses belajar-mengajar secara tatap muka dapat diminimalisir.
Akan tetapi, aplikasi ini nampaknya untuk melakukan proses belajar-mengajar belum memuaskan. Sebab selain dayanya yang lambat dan tidak semua bisa login, prosedural yang rumit juga menjadi alasan aplikasi ini diabaikan.
Akibatnya, dosen dan mahasiswa lebih memilih beralih menggunakan aplikasi video conference lainnya yang terbukti lebih lancar, elegan dan menjanjikan.
Bahkan, salah satu fakultas di Unhas cenderung membuat aplikasi e-learning tertentu bagi mahasiswanya. Sehingga aplikasi ini lebih dimanfaatkan hanya saat kumpul tugas, dan sebagainya.
Selain itu, unhas kembali memperlihatkan kepeduliannya kepada mahasiswa di tengah mewabahnya COVID-19 ini.