Virus Corona
Para Ahli Khawatir Setelah Puncak Covid-19 & Sebut Ambang Batas Kekebalan, Berikut Penjelasannya
Para Ahli Khawatir Setelah Puncak Covid-19 & Sebut Ambang Batas Kekebalan, Berikut Penjelasannya
Proporsi itu tergantung pada kemudahan penularan virus dari orang yang terinfeksi ke orang sehat.
Semakin menular penyakit, semakin tinggi jumlah orang yang diimuniasasi.

"Untuk covid-19, harus ada 50 dan 66 persen orang yang terinfeksi dan kemudian dibuat kebal untuk menghilangkan pandemi," katanya.
Lebih lanjut, ia menambahkan, tingkat penularan itu sendiri terbuka dan bervariasi.
Sesuai dengan jenis tindakan pencegahan yang diambil, seperti karantina, dan kondisi cuaca.
Ia menambahkan, apabila orang terinfeksi rata-rata kurang dari satu orang, maka itu akhir dari pandemi.
• Waspada Corona, Polres Maros Setop Izin Keramaian Termasuk Pesta Pernikahan Mulai Hari ini
• Meninggal Dunia, Ini Perjalanan Karier Purnawiatun, Artis yang Selalu Jadi Pembantu di Sinetron
Kebangkitan
Tapi, belum tentu itu akhir pandemi, mungkin hanya masa tenang.
Ia menambahkan, masa tenang terlihat di China dan Korea Selatan.
"Ketika bersantai, pandemi dimulai lagi sampai mencapai kekebalan ad-hoc herd," katanya.
"Kadang-kadang selama beberapa bulan atau tahun," ungkapnya.
Lebih lanjut, Kepala Layanan Penyakit Menular Rumah Sakit Pitie Slapetriere di Paris, Profesor Francois Bricaire memperingatkan kemungkinan kebangkitan.

Kemunculan kembali covid-19 adalah suatu kemungkinan terkait akhir kebangkitan musiman," ungkapnya kepada AFP.
Secara terpisah, Sharon Lewin, Ahli Penyakit Menular Australia juga bertanya-tanya tentang kemungkinan kebangkitan.
"Apakah itu akan kembali? Kita tidak tahu," kata Sharon.
"Namun, SARS juga merupakan coronavirus, hilang sepenuhnya mengikuti langkah-langkah social distance, setelah membunuh 774 orang pada tahun 2002 dan 2003. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tenang Sebelum Badai? Para Ahli Khawatir atas Apa yang Terjadi Setelah Puncak Covid-19,