Virus Corona
‘Liburan Corona’ dan Sensasi Belajar Daring dari Rumah di Makassar
Virus ini mengkonfirmasikan lagi belajar daring atau online bukan lagi masa depan, melaikan sudah di depan mata, 4 hari terakhir mulai dipraktikkan.
Penulis: Hasrul | Editor: Thamzil Thahir

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM -- Mari sejenak "melupakan" bahaya wabah virus Corona.
Mari melihat sekelumit sisi baik Libur Corona, bagi murid, siswa, mahasiswa, para pendidik dan orangtuanya di Sulawesi Selatan.
Virus ini mengkonfirmasikan lagi belajar daring atau online bukan lagi masa depan, melaikan sudah di depan mata, dan 4 hari terakhir mulai dipraktikkan.
Kebijakan parsial pemerintah daerah meliburkan aktivitas formil sekolah, dan mengurangi interaksi fisik dengan work from home, jadi momentum.
Gadget, teknologi aplikasi dan jaringan internet, membuatnya lebih mudah.
Rektor, profesional, pedagang, petani, hingga ibu rumah tangga, dipaksa menjadi pendidik dadakan.
Peran yang selama ini diemban guru, kini beralih ke ibu, ayah, dan keluarga.
"Saya tak menyangka belajar online itu ternyata kejutan digital, dan membuat kita yakin, kuliah digital itu sangat bisa. Ini hanya perihal membuat protokolnya, membiasakan diri," ujar Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Dr Dwia Ariestina Palubuhu NK, saat mendapat laporan kuliah daring dari seorang mahasiswi semester dua di Fakultas Hukum Unhas, Meutia Husain
Dia mengaku takjub melihat layar laptop mahasiswa memunculkan belasan gambar mahasiswa sekelas dan dipandu oleh dosen pengampu mata kuliah.
Di Falultas hukum kuliah daring ini menggunakan aplikasi Zoom, Google Class, dan aplikasi digital learning lainnya.
"Kalau ke dekan, saya minta mereka utamakan aplikasi Sikola (Sistem Kelola Pembelajaran) asli buatan Unhas," ujar guru besar sosiologi terapan ini.

Dia juga mendapat laporan dari para dekan, beberapa dosen di fakultas, tetap menjalankan tugas sesuai jadwal di kuliah konvensional.
Supervisor Pendidikan level SMA Disdik Sulsel Nurlaely Basir MEd TESOL, juga menyebut momentum Corona ini, memaksa penyelanggara beberapa sekolah mempraktikkan belajar dari rumah.
"Awalnya banyak yang ragu, tapi setelah diyakinkan oleh guru-guru muda, dan semua siswa punya hape, responnya ternyata asyik."
Nurlaley adalah pengawas pendidikan di SMA Islam Athirah, SMA Katolik Rajawali, SMA Dian Harapan, dan SMA Bosowa Boarding School.