Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kesejahteraan Psikologis pada Ibu Berkarier

Wanita berkarier dan berumah tangga dikatakan memiliki subjective wellbeing tinggi jika mengalami kepuasan dalam hidup, sering merasakan kegembiraan

Editor: syakin
zoom-inlihat foto Kesejahteraan Psikologis pada Ibu Berkarier
tribun timur
Novita Maulidya Jalal, Spsi MpPi Psikolog, Psikolog dan Dosen Fakultas Psikologi UNM

Oleh: Novita Maulidya Jalal, Spsi MpPi Psikolog
(Psikolog dan Dosen Fakultas Psikologi UNM)

Pada saat ini, semakin banyaknya wanita yang bekerja dan berhasil memasuki bidang-bidang atau jenis-jenis pekerjaan. Seorang wanita yang berumah tangga sekaligus berkarier memiliki alasan tersendiri dalam dirinya.

Salah satu alasan seorang wanita untuk menjadi wanita karier atau bekerja selain untuk membantu ekonomi keluarga, juga untuk mengembangkan kemampuan, pengetahuan, wawasan serta potensi yang dimiliki dan mengaplikasikannya sesuai dengan ilmu yang didapatnya saat belajar di lembaga pendidikan yang dijalaninya.

Menjadi sesosok wanita karier dan ibu rumah tangga tidak akan pernah lepas dengan kata kebahagiaan atau kesejahteraan dalam menjalani peran yang dijalani. Kebahagiaan atau kesejahteraan merupakan suatu keadaan atau suatu kondisi yang secara keseluruhan diharapkan oleh setiap umat manusia, termasuk para wanita. Tidak heran pula jika wanita melakukan berbagai macam untuk mencapai kesejahteraan atau kebahagiaan yang disebut subjective
wellbeing. Untuk itu, mari kita bahas lebih lanjut mengenai adakah kesejahteraan psikologis pada ibu yang berkarier.

Kesejahteraan psikologis atau subjective wellbeing menggambarkan kebahagiaan seseorang dari kehidupan yang dijalani. Kebahagiaan meliputi kepuasaan hidup, emosi positif, hidup bermakna serta merasa bersyukur atas apa yang ada dan apa yang telah dimliki.

Dengan demikian, subjective wellbeing pada ibu berkarier yaitu sebuah keadaan di mana ibu berkarier memandang bahwa hidupnya memiliki kualitas positif yang dikarakteristikkan dengan tingginya kepuasan hidup dan tingkat emosi positif dibanding emosi negatif yang dialami sehari-hari di dalam hidupnya.

Wanita berkarier dan berumah tangga dikatakan memiliki subjective wellbeing tinggi jika mengalami kepuasan dalam hidup, sering merasakan kegembiraan, dan jarang merasakan emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan atau kemarahan.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ciri-ciri ibu berkarier yang sejahtera secara psikologis jika memiliki perasaan atau emosi positif lebih banyak dalam kehidupannya, serta lebih merasa puas akan kehidupan yang dijalaninya dibandingkan perasaan marah ataupun sedihnya.

Faktor memengaruhi

Faktor yang memengaruhi antara lain adalah agama yang menjadi pegangan seseorang dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis, termasuk kepada ibu berkarier. Di mana ajaran agama dijadikan pedoman hidup bagaimana ibu karier seharusnya menjalankan perannya sebagai istri, sebagai ibu rumah tangga,maupun sebagai wanita karier.

Dengan adanya ajaran agama, ibu berkarier dapat lebih terarah dalam menjalankan berbagai perannya dalam kehidupan.

Kepuasan cenderung berpengaruh pada kesejahteraan psikologis seorang wanita yakni bagaimana ia mensyukuri atas apa yang telah ia peroleh dalam hidupnya. Pendapatan tidak berefek langsung pada kesejahteraan psikologis seorang ibu berkarir, tetapi pendapatan cenderung menyeimbangkan dan meningtkan emosi positif pada diri wanita karier.

Pendidikan dianggap sebagai salah satu factor yang memiliki pengaruh terhadap subjective well being pada Ibu berkarir. Pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan dapat membantu para Ibu rumah tangga dalam memecahkan permasalahan hidup yang dialaminya.

Harga diri yang tinggi adalah salah satu factor terkuat dari subjective well being. Ciri kepribadian lain yang secara konsisten terkait dengan kebahagiaan adalah internalitas, kecenderungan untuk mengatributkan hasil pada diri sendiri dan bukan pada sebab-sebab eksternal.

Pengaruh kesehatan pada subjective well being bukan hanya efek langsung pada bagaimana orang merasa secara fisik, tetapi juga pada kesehatan mereka memungkinkan mereka untuk melakukannya. Demikian beberapa hal terkait londisi wanita di era millenial saat ini, semoga semakin paham kita akan peran dan fitrah seorang wanita. Dengan demikian, diharapkan semakin bijak kita melaksanakan berbagai peran yang akan kita pertanggung jawabkan nantinya.

Aamiin. (*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved