Citizen Reporter
Banyak Sampah di CPI, Dicoreng Kebiasaan Membuang Sampah Masyarakat Makassar
Banyak Sampah di CPI, Dicoreng Kebiasaan Membuang Sampah Masyarakat Makassar
Penulis: CitizenReporter | Editor: Ina Maharani
Apa gunanya jika tidak di jaga? Selain masalah sampah, kemacetan juga menjadi momok di Masyarakat Sulawesi Selatan apa lagi Makassar. Di jalan masuk menuju Center Point of Indonesia dan hampir berbagai ruas jalan utama di lengkapi kemacetan.
Selain karena pembangunan yang dapat di tolerir, yang menjadi fokus penulis adalah kebiasaan melanggar lalu lintas Warga Makassar. Apa gunanya memiliki land mark kelas dunia dan pembangunan yang membantu rakyat namun perilakunya tidak mencerminkan harga diri bangsa yang memiliki land mark tersebut? Selain kebiasaan melanggar lalu lintas terdapat juga kebiasaan membuang sampah di jalan raya, tidak memakai seat belt, dan mengklakson lalu melambung kiri.
Sepertinya angkutan kota perlu di edukasi agar tidak sembarangan berhenti dan warga pengguna angkutan non-elektronik seperti tricycle (atau becak), seharusnya tidak melalui jalur-jalur utama karena sangat mengganggu lalu lintas.
Begitu pula “mobil yang parkir di lorong,” sepertinya sudah menjadi momok bagi Masyarakat Sulawesi Selatan dan Warga Makassar.
Mobil yang parkir di lorong membahayakan pengguna jalan yang harus memasuki area tersebut dan seharusnya pemilik kendaraan bermotor memikirkan apakah mereka memiliki garasi yang menampung kendaraan mereka. Pengguna kendaraan beroda empat yang kerap membuang rokok atau puntung rokok ke jalan harusnya menyadari bagaimana perilaku mereka membahayakan pengguna kendaraan bermotor beroda dua yang notabene di gerakkan dengan knalpot bertenaga api.
Sepertinya pembuang sampah di jalan raya tidak mengerti bagaimana perbuatan mereka merusak ke indahan tata kota. Semestinya wali kota sebelumnya dapat menyelesaikan permasalahan ini dan anggota DPR serta politisi yang merusak pohon dengan balihonya dapat menyadarkan masyarakat.
Percuma membuat jargon lingkungan namun tidak melakukan apapun untuk mempreservasi lingkungan di Makassar. Taman CPI yang begitu hijau di khawatirkan menjadi hitam akibat sampah dan laut biru yang menjadi sumber pencari nafkah bagi para nelayan bisa menjadi cokelat akibat sampah yang tidak lain berasal dari warga.
Kita laiknya tidak hanya memprotes politisi tapi memperbaiki diri sendiri. Apakah kita masih membuang sampah sembarangan. Sekarang sedang ada wabah virus Corona. Sudahkah kita bersalaman tanpa menyentuh tangan. Sekarang sedang lazim dukungan atas pemimpin perempuan. Sudahkah kita mendukung pemimpin perempuan? Janganlah kita hanya berkoar-koar saja namun segala yang kita lakukan di buktikan dengan tindakan kecil sehari-hari.
Stop membuang sambah sembarangan, parkir liar, mendukung para begal. Apapun yang terjadi, warga Makassar harus mengkoreksi dirinya sendiri agar pantas untuk land mark kelas dunia yang di bangunkan untuknya. Untuk apa membanggakan landmark kelas dunia kalau kita tidak memiliki kelakuan kelas dunia? Masyarakat Makassar harus mengubah diri dulu. Lalu orang lain.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/warga-menikmati-fasilitas1.jpg)